Warung Nasi Liwet Solo, Ada yang Berharga Mahal Ada Pula yang Murah
Kuliner ini biasa dijajakan di pagi hari maupun di malam hari.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Junianto Setyadi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Belum lengkap rasanya, berkunjung ke Solo tanpa mencicipi gurihnya nasi liwet.
Nasi putih berasa gurih dengan teman sayur labu siam, suwiran ayam, telur rebus dan sedikit areh (santan kental), adalah perpaduan yang membentuk sajian khas kota Solo bernama nasi liwet.
Rasa gurih dari nasi yang dimasak menggunakan santan adalah yang utama, dipadu dengan sayur labu pedas manis membentuk cita rasa yang khas.
Belum lagi ditambah areh, semakin menambah cita rasa gurih dari kudapan ini.
Nasi liwet biasanya disajikan dalam pincuk daun pisang yang kental dengan nuansa tradisonal.
Kuliner ini biasa dijajakan di pagi hari maupun di malam hari.
Keberadaannya mudah ditemukan di berbagai sudut kota Solo.
Salah satu rujukan nasi liwet khas Solo yang sudah melegenda adalah Nasi Liwet Wongso Lemu di Jalan Teuku Umar, Keprabon.
Nasi liwet Wongso Lemu sudah ada sejak tahun 1950.
Jadi, lebih dari enam dekade Wongso Lemu menjual sajian ini.
Ajaiibnya, ada banyak nama nasi liwet Wongso Lemu di daerah jalan ini.
“Di sini nasi liwet Wongso Lemu yang asli hanya tiga,” ujar Ati Tri Wulandari, cucu dari Bu Wongso Lemu.
"Kami semua bersaudara, masakannya kami olah bersama dan dibagi menjadi tiga," katanya kepada TribunSolo.com, beberapa waktu lalu.