Kerajinan Olahan Bank Sampah Karunia Mojosongo Dibuat Secara Manual, Pembelinya Kalangan Terbatas
"Jangan dilihat harganya berapa, tapi pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu lama."
Penulis: Labibzamani | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Labib Zamani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kerajinan dari bahan sampah plastik kemasan yang diproduksi oleh Bank Sampah Karunia Mojosongo, Solo, masih dijual kepada masyarakat sekitar Kampung Ngemplaksutan, Mojosongo, Jebres, Solo.
"Yang membeli baru masyarakat sekitar sini, belum sampai dijual ke luar (kota, Red)," kata ketua bank sampah Karunia, Rini Tri Sukisrianingsih, kepada TribunSolo.com, Selasa (28/2/2017).
Kerajinan dari bahan sampah plastik kemasan yang telah diproduksi antara lain ada tikar, taplak meja, pot bunga, topi, bros, dan lain-lain.

"Untuk pengembangan pot bunga kita jual Rp 75 ribu, taplak meja Rp 30 ribu dan tikar plastik Rp 50 ribu," katanya.
Pembuatan kerajinan dari bahan sampah plastik kemasan dirintis pada tahun 2014.
Meski demikian produksi pembuatan kerajinan ini masih sebatas pekerjaan sambilan.

"Buat sambilan, soalnya banyak ibu-ibu yang bekerja di luar," ujarnya.
Di samping itu, kata Rini, untuk membuat tikar plastik atau taplak meja membutuhkan waktu berhari-hari.

Karena pembuatan kerajinan juga masih dilakukan secara manual atau tradisional.
"Jangan dilihat harganya berapa, tapi pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu lama," ungkapnya.(*)