Kuliner Solo Seperti Tengkleng dan Sate Kere Mesti Bebas Kolesterol dan Higienis
Selain riset, makanan juga harus lolos uji BPOM sehingga akan diterbitkan sertifikat khusus makanan sehat plus higenis.
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Junianto Setyadi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pelaku usaha kuliner Kota Solo perlu berbenah.
Pasalnya, banyak ditemui makanan khas Kota Bengawan yang kurang sehat lantaran berkolesterol tinggi.
Seperti tengkleng, sate kere, dan lainnya.
Pembenahan tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Forum for Economic Development and Employed Promotion (Fedep) Solo, M David R Wijaya.
Ia ditemui wartawan dalam workshop Strategi Penguatan Wisata Kuliner Kota Solo, di Omah Sinten, Rabu (10/5/2017).
David mengatakan, sebagai tujuan wisata kuliner, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo perlu mengedepankan kuliner yang sehat dan bersih.
"Upaya Pemkor dapat dilakukan contohnya dengan melakukan riset pengolahan makanan," katanya.
"Seperti UNS, ITB, IPB dan lainnya bisa kita ajak kerja sama untuk riset itu," ujarnya menambahkan.
Selain riset, makanan juga harus lolos uji Badan Penelitian Obat dan Makanan (BPOM) sehingga akan diterbitkan sertifikat khusus makanan sehat plus higienis.
“Pasar Eropa saja mulai mengeliminir lemak pada daging."
"Solo juga harus begitu, tengkleng dan sate kere tak hanya nikmat tapi juga (harus) higenis dan sehat," katanya menegaskan. (*)