Pengelola Tol Bawen-Salatiga Mengaku Tak Ada Penurunan Pengguna Meski Tarifnya Mahal
"Apalagi jika dibandingkan dengan tarif tol Jasa Marga cabang Semarang, yang sudah lebih dulu ada memang jauh lebih timpang."
TRIBUNSOLO.COM, SALATIGA - Pasca diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Joko Widodo), antusiasme masyarakat memanfaatkan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen- Salatiga cukup tinggi kendati sebagian pihak menilai tarif yang dikenakan cukup mahal.
General Manager Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng (TMJ), Prajudi mengatakan, sebelum diresmikan, ruas jalan bebas hambatan sepanjang 17,6 kilometer ini telah diujicobakan selama sepekan untuk publik secara gratis.
Tetapi, berdasarkan laporan tim TMJ di lapangan, setelah jalan tol resmi dioperasikan dengan tarif Rp 17.500, ternyata tidak terjadi pengurangan jumlah pengguna jalan tol yang cukup signifikan.
"Pada saat uji coba tersebut, jumlah pengguna jalan yang melintas rata-rata mencapai 6.000 kendaraan per hari, setelah diresmikan angkanya masih stabil," kata Prajudi, Jumat (27/9/2017).
Baca: Mulai Beroperasi, Ini Daftar Tarif Tol Bawen-Salatiga
Prajudi menjelaskan, besaran tarif untuk ruas tol Bawen-Salatiga Seksi III ini dihitung berdasarkan nilai investasi yang dikeluarkan dalam pembangunannya.
Dia mengakui, jika dibandingkan dengan dua seksi yang sudah beroperasi sebelumnya, yakni ruas Banyumanik-Ungaran dan Ungaran-Bawen, terdapat selisih tarif yang besar.
Hal ini disebabkan nilai investasi untuk pembangunan jalan tol seksi III ini lebih besar ketimbang nilai investasi pebangunan Seksi I dan Seksi II.
"Apalagi jika dibandingkan dengan tarif tol Jasa Marga cabang Semarang, yang sudah lebih dulu ada memang jauh lebih timpang."
"Karena pembangunannya sudah lama, investasinya saat itu juga relatif lebih kecil dibandingkan di ruas Bawen-Salatiga ini,” jelas Prajudi.
Tapi jika dibandingkan dengan proyek-proyek jalan tol yang baru, tarif tol Bawen-Salatiga masih lebih murah.
Seperti Solo-Kertosono, tarifnya bahkan di atas Rp 1.000 per kilometer, atau Semarang-Batang yang nantinya berkisar antara Rp 1.000 per kilometer atau bahkan bisa lebih.
"Kalau ruas Bawen-Salatiga ini nilai investasinya cukup besar, karena konstruksinya cukup berat."
"Membelah bukit, membuat jembatan di antara lembah, ada yang harus digali dan harus ditimbun dan sebagainya," papar Prajudi.
Dia menambahkan, total investasi Jalan Tol Semarang-Solo yang direncanakan terdiri atas lima seksi, mencapai Rp 7 triliun.