Di UMS, Gus Solah Ingatkan Umat untuk Tidak Mempolitisasi Agama
Terlebih untuk kepentingan sekelompok orang tertentu, kepentingan partai, ataupun organisasi masyarakat (ormas).
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Pengasuh Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur, Salahuddin Wahid meminta agama tidak digunakan untuk kepentingan segelintir orang, terlebih di tahun politik.
"Saat ini yang susah itu bagaimana membangun kesadaran umat atau masyarakat untuk tidak mempolitisasi agama," terangnya kepada wartawan, saat ditemui dalam acara Seminar Nasional Perspektif Hadratus Syaikh KH M Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan Terhadap Politisasi Agama, Sabtu (31/3/2018).
Acara ini diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Adik kandung mendiang Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid ini juga berujar menjadikan agama sebagai alat meraih kepentingan politik tidak bagus untuk agama itu sendiri.
Baca: Kementrian Agama Tetapkan Biaya Standar Umrah Rp 20 Juta, di Bawah Tarif Itu Laporkan!
Terlebih untuk kepentingan sekelompok orang tertentu, kepentingan partai, ataupun organisasi masyarakat (ormas).
Gus Solah meminta agar agama sepatutnya digunakan untuk kesejahteraan, bukan kepentingan politik semata.
Dan semestinya menciptakan toleransi di masyarakat.
Dalam Acara Seminar Nasional yang diselenggarakan ini, Surakarta menjadi tempat berlangsungnya acara kedua.
Selanjutnya akan diselenggarakan di Sumatera Utara dan terakhir di Jakarta.
"Dalam kesempatan ini kami juga berupaya mengidentifikasi kriteria politisasi agama, untuk kemudian kami sosialisasikan kepada masyarakat, tujuannya agar masyarakat semakin cerdas untuk tidak mempolitisasi agama," tutupnya. (*)