Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Eksekutif Produser Film 'Lima' Ingin Anak Muda Miliki Sumber Pembelajaran Mengenai Pancasila

Film mengenai Pancasila yakni Film Lima ingin menunjukkan pembelajaran anak muda mengenai nilai-nilai Pancasila.

Penulis: Eka Fitriani | Editor: Daryono
Public Relation The Park Mall Solo Baru, Christina Tri Mawarti
Eflyer meet and greet film LIMA 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Film mengenai Pancasila yakni Film Lima ingin menunjukkan pembelajaran anak muda mengenai nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut diungkapkan Eksekutif Produser, Julian Foe saat dihubungi TribunSolo.com.

"Supaya generasi muda kita bisa mendapatkan sumber pembelajaran tentang Pancasila lewat unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga," katanya Jumat (8/6/2018) siang.

"Selama ini kan kita kalau belajar Pancasila di ruang publiknya lewat sekolah dan sangat kaku dan dogmatis sekali," ujarnya.

Baca: Pegiat Pancasila dari Kota Solo Bicara soal Makna di Balik Film Lima

Bioskop yang memutar film Lima yakni di CGV Transmart Pabelan Kartasura.

Film Lima ini banyak ditonton oleh komunitas dan instansi swasta di Kota Solo.

Film Lima sendiri merupakan cermin krisis yang terjadi di keluarga, lingkungan dan lapisan masyarakat lainnya.

Film ini menceritakan mengenai penghayatan nilai-nilai Pancasila yang saat ini sudah semakin hilang.

Walau digarap bersama oleh LIMA sutradara, film hasil kerjasama produksi Lola Amaria.

Film ini sendiri serentak diputar di bioskop pada 31 Mei 2018.

Baca: Bingung Mau ke Bandara Ahmad Yani Baru? Ikuti Panduannya Berikut Ini agar Tak Tersesat

Lima menceritakan mengenai tiga bersaudara, Fara (diperankan Prisia Nasution), Aryo (diperankan Yoga Pratama), dan Adi (Baskara Mahendra) yang baru saja kehilangan sang bunda, Maryam (diperankan Tri Yudiman).

Persoalan dalam film berjudul Lima ini muncul ketika mereka memperdebatkan bagaimana Maryam dimakamkan.

Maryam adalah seorang muslim, sementara hanya Fara di antara anak-anaknya yang memeluk Islam.

Permasalahan soal agama yang mewakili sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa selesai.

Konflik berkembang ke anak-anak Maryam dan asisten rumah tangganya bernama Ijah.

Masing-masing mewakili empat sila lainnya dalam Pancasila.(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved