Ini Langkah BPJS Kesehatan untuk Meminimalisir Jumlah Penderita Penyakit Katastropik di Indonesia
Menurut Agus, pada tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Agus Purwono, menyebutkan dengan mengajak serta masyarakat untuk membiasakan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di indonesia.
“Maka dari itu, hidup sehat itu mudah dan murah, hal tersebut senantiasa digaungkan oleh BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program JKN-KlS untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern,” katanya kepada TribunSolo.com, saat ditemui dalam acara HUT BPJS Kesehatan di Taman Budaya Jawa Tengah (TBTJ) di Surakarta, Minggu (29/7/2018).
Menurut Agus, pada tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun.
Atau 21,8 persen dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan.
• Rayakan Ulang Tahun di Kyoto, Venna Melinda Tak Bisa Nyanyi Lagu Happy Birthday Keras-keras
Oleh karena itu, BPJS Kesehatan juga fokus menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan.
Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
Di mana prolanis ini merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN-KlS.
”Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat,” imbuhnya.
• Cerita Zee Zee Shahab yang Berat Badannya Naik 15 Kg saat Hamil Anak Kedua
Kesehatan memang menjadi salah satu pilar yang menentukan kemajuan suatu bangsa, sebab kesehatan mempengaruhi produktivitas penduduknya.
“Ke depannya kami berharap kesadaran masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat dapat meningkat dari waktu ke waktu,” tutup Agus. (*)