Apindo Jateng: Industri Dalam Negeri Masih Butuh TKA
Terutama untuk industri garmen yang selama ini orientasinya ekspor, mereka membutuhkan TKA dari negara tujuan ekspornya.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Daryono
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) menyatakan industri di dalam negeri masih membutuhkan keberadaan tenaga kerja asing (TKA).
"Khususnya TKA di bidang pemasaran," kata Ketua Apindo Jateng Frans Kongi kepada wartawan, Kamis (30/8/2018).
Terutama untuk industri garmen yang selama ini orientasinya ekspor, mereka membutuhkan TKA dari negara tujuan ekspornya.
Ia mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk mengetahui karakteristik konsumen di pasar yang dituju, termasuk apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
"Sehingga order ke industri dalam negeri tambah banyak," katanya.
• Hasil Undian Grup dan Jadwal Liga Champions 2018-2019, Mana yang Jadi Grup Neraka?
Tapi memang industri harus bayar mahal untuk menggaji TKA tersebut.
Menurut dia, perbandingannya upah tenaga kerja TKA misal dari Tiongkok lima kali lipat dari tenaga kerja dalam negeri.
Bahkan TKA asal Tiongkok tersebut termasuk yang paling murah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Sehingga dapat dikatakan TKA dari Eropa dan Amerika Serikat, upahnya bisa puluhan kali lipat lebih tinggi.
"Namun yang perlu ditekankan adalah masuknya TKA ke Indonesia tidak serta merta secara mudah, pasti dengan adanya pertimbangan-pertimbangan dari pemerintah juga industri itu sendiri.
"Mereka masuk dengan regulasi, dan sesuai jangka waktu tertentu," katanya.
• Hari Batik dapat Dimanfaatkan untuk Terus Jaga Eksistensi Kota Solo sebagai Kota Batik
Oleh karena itu, dikatakannya, pemilik perusahaan berupaya terus memperbaiki kualitas SDM lokal agar kemampuannya bisa menyamai TKA.
Dalam industri apabila pakai satu TKA paling tidak kami siapkan 20 orang dari lokal yang kemampuannya mendekati dia.
Terlebih pemerintah menggalakkan program vokasi.
Di mana program tersebut dapat mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan produktif.
"Kalau program vokasi ini bisa berjalan baik ditambah dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, saya yakin makin banyak investor yang masuk ke Indonesia. Dengan begitu pengusaha dapat meminimalisasi jumlah TKA," tutupnya. (*)