Bupati Juliyatmono : Selain Jumlah Kalori, Kebiasaan Merokok Juga Berpengaruh pada Kemiskinan
Menurutnya, salah satu indikator orang dikategorikan miskin bisa dilihat pada jumlah kalori makanan yang dikonsumsi
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Efrem Siregar
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ada sejumlah kriteria mengapa seseorang termasuk dalam golongan miskin.
Bupati Juliyatmono memberikan penjelasan itu usai memberikan sambutan di acara expose data Hari Statistik Nasional di Hotel Taman Sari, Karanganyar, Senin (24/9/2018).
Menurutnya, salah satu indikator orang dikategorikan miskin bisa dilihat pada jumlah kalori makanan yang dikonsumsi.
"Yang disebut miskin adalah mereka yang mempunyai konsumsi tidak mencapai 2100 kalori," kata Juliyatmono.
• Terbanyak Lowongan Guru Kelas, Ini Rincian Formasi dan Syarat Pendaftaran CPNS Karanganyar 2018
Kendala itu menurut Juliyatmono bisa diselesaikan dengan menaikan pendapatan hidup.
Hal itu akan berbanding lurus pada meningkatnya pola konsumsi.
Namun, tuga dalam mengentaskan kemiskinan tidak hanya pada soal konsumsi.
Selain kalori makanan, kebiasaan lain semisal merokok pun ikut mempengaruhi.
• Tim GNPF Adukan Kondisi Rizieq Shihab di Arab Saudi ke Fadli Zon
"Rokok sangat berpengaruh."
"(Orang) tidak hanya mengejar jumlah kalori, tapi juga kebutuhan rokok," katanya.
Hal ini dikhawatirkan sebab kebiasaan merokok dapat membuat orang berpikir untuk mengutamakan kebiasaan buruk ini. (*)
