Ratna Sarumpaet Mengaku Dianiaya
Tanggapi Kasus Ratna Sarumpaet, Yunarto: Pengecut Kalian yang Berlindung di Balik Status Sang Nenek
Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya angkat bicara terkait kasus kebohongan Ratna Sarumpaet.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya angkat bicara terkait kasus kebohongan Ratna Sarumpaet.
Yunarto menuding 'pengecut' kepada pihak-pihak yang berlindung di balik klaim Ratna Sarumpaet sebagai satu-satunya orang yang membuat hoax.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yunarto melalui kicauan Twitternya, Kamis (4/10/2018).
"Pengecut kalian yang berlindung dibalik status sang nenek tua sebagai pembuat hoax tunggal... Ya pengecut," kicau Yunarto.
• Deddy Corbuzier Beberkan Analisanya dari Sisi Psikologi Alasan Ratna Sarumpaet Berbohong

• Unggah Foto Ratna Sarumpaet saat Tulis Surat untuk Prabowo Subianto, Suryo Prabowo: Maafkan Dia
Tak sekali Yunarto melontarkan tweet-nya tentang Ratna Sarumpaet ini.
Dalam kicauan berikutnya, Yunarto kembali mempertanyakan, apakah benar Ratna Sarumpaet adalah produsen tunggal hoax.
"Ingat Obor Rakyat? Ingat Quick Count Abal2? Ingat Saracen? Ingat Aki Korslet dibilang sabotase? Ingat editing video buniyani? Lalu anda percaya ibu tua itu adalah pelaku tunggal produsen hoax?," kicau Yunarto.

Terakhir, Yunarto mengatakan bahwa Ratna Sarumpaet tidak pernah berbicara kepada publik bahwa dirinya dianiaya.
Menurut Yunarto, pihak-pihak lain, seperti Prabowo Subianto, Fadli Zon, Rachel Maryam, Fahri Hamzah, Ferdinand Hutahaean dan Hanum lah yang menyebarkan itu ke publik.
"Setau saya sih ratna sarumpaet gak pernah ngomong ke publik bahwa dia dianiaya ya, yang jelas lakukan itu misalnya prabowo, fadli zon, rachel maryam, fahri hamzah, ferdinand hutahean, hanum," ungkap Yunarto.

• Temuan Polri: Ratna Sarumpaet Gunakan Rekening Dana Danau Toba untuk Bayar Operasi Sedot Lemak
Diberitakan sebelumnya, Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018.
Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam.
"Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018).
Ratna mengatakan, pada 21 September dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di Jakarta Pusat untuk operasi sedot lemak.
Namun, saat operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam-lebam. Ia pun kembali ke rumah dan menjelaskan penyebab wajahnya lebam kepada anak-anaknya.