Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilpres 2019

Sujiwo Tejo: Nyuruh Jangan Golput Tapi Kampanye 2 Kubu Minim Adu Program & Cuma Balas-balasan Receh

Budayawan sekaligus Presiden Jancukers, Sujiwo Tejo angkat bicara tentang golput (golongan putih).

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tejo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). Dalam deklarasinya, Sujiwo Tejo menyampaikan perkembangan budaya di era modern. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNSOLO.COM - Budayawan sekaligus Presiden Jancukers, Sujiwo Tejo angkat bicara tentang golput (golongan putih).

Melalui kicauan Twitternya, Sabtu (26/1/2019), Sujiwo Tejo seolah heran dengan pihak-pihak yng menyuruh untuk tidak golput.

Di sisi lain, kampanye dari dua kubu yang beradu dalam pemilu jarang terlihat beradu program atau visi misi.

Menurut Sujiwo Tejo, kedua kubu hanya saling berbalas sindiran 'receh'.

Namun saat gerakan golput meluas, ada pihak yang marah-marah.

Sujiwo Tejo Tak Setuju Karni Ilyas Jadi Moderator Debat Pilpres: Cenderung ke Salah Satu Capres

"Nyuruh jangan Golput, tapi kampanye antara 2 kubu minim adu program. 22nya cuma balas2an receh model2 ginian:

'Pemimpin yg suka cuci tangan akan gampang memborong sabun rakyat' || 'Mending borong sabun rakyat drpd beli kuda impor.'

Terus kalau Golput tambah meluas, marah2?," kicau Sujiwo Tejo.

Singgung era post truth

Sujiwo Tejo juga menyinggung mengenai era post truth.

Yakni era di mana kebenaran terlihat samar-samar, dan rentan adanya manipulasi kebenaran.

"'Mari jgn Golput utk mencegah orang jahat jd pemimpin' itu hanya bener kalau yg kita coblos memang orang yg gak jahat.

Gmn kalau yang kita coblos justru orang jahat tapi dipoles seakan tak jahat dalam era Post Truth ini, era ketika kebenaran ud gak penting yg penting polesannya?," kicau Sujiwo Tejo.

Sujiwo Tejo Minta KPU Membuat Aturan Bagi Para Peserta Pemilu Agar Tak Menyalahgunakan Pancasila

"Gmn kalau yang paling jelek hanyalah paling jelek menurut polesan media?

Sejatinya agak baikan dibanding yang oleh media dipoles agak baikan.

Ingat, ini era Post Truth.. yang lebih jahat bisa dipoles lebih baik," imbuhnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved