Pinsar Jateng Desak Pemerintah Stabilkan Harga Komoditas Ayam di Pasaran
Ketua Pinsar Pedaging Jawa Tengah, Parjuni berujar, pemerintah segera melakukan intervensi supaya dapat menjaga stabilitas harga di pasaran.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Pedaging mendesak pemerintah menstabilkan harga ayam di pasaran.
Di mana harga komoditas tersebut kian merosot.
Ketua Pinsar Pedaging Jawa Tengah, Parjuni berujar, pemerintah segera melakukan intervensi supaya dapat menjaga stabilitas harga di pasaran.
"Saat ini harga ayam di pasaran anjlok, pasalnya adanya over supply," katanya kepada Tribunsolo.com, Selasa (26/2/2019).
• Wapres Kalla Pastikan Bunga Kredit Program KPR untuk ASN dan TNI-Polri Terjangkau
Parjuni berujar saat ini harga ayam lepas kandang di pasaran hanya Rp 15 ribu per kilogram hidup.
Dan harga tersebut berada dibawah Harga Pokok Penjualan (HPP).
Di mana yang ditetapkan pemerintah atau Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp 18.500 per kilogram hidup.
Anjloknya harga ayam itu, lanjut dia, sudah mulai terjadi sejak awal tahun kemarin.
Alasannya karena kelebihan pasokan (over suplay) sehingga pasar menjadi rendah harganya karena pesaingnya makin banyak.
• Sah, Syahrini Resmi Sandang Status Nyonya Reino Barack
Juga tidak adanya pengendalian yang dilakukan pemerintah.
Pihaknya berujar Pinsar Jateng sudah minta pemerintah agar menghentikan budidaya yang dilakukan pabrikan.
Karena kita sudah ambil bibit dan pakan sama mereka, tapi kenyataannya mereka (pabrikan) juga melakukan pembudidayaan.
Sehingga menyebabkan over supply di pasaran.
"Namun jika keluhan dari peternak tersebut tidak diindahkan, pihaknya mengancam akan menggelar aksi demonstrasi dengan skala nasional," tandasnya. (*)