Sistem Zonasi Dianggap Membuat Daya Kompetisi Anak Menurun
Sistem zonasi yang ditetapkan saat seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 saat ini masih menuai pro dan kontra.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sistem zonasi yang ditetapkan saat seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 saat ini masih menuai pro dan kontra.
Sistem tersebut dianggap membuat siswa kurang memiliki jiwa kompetisi.
"Sistem ini juga memiliki kekurangan, jiwa kompetitif calon siswa seperti terbunuh," kata Kepala Sekolah SD Nayu Barat 2, Yuliati, Jumat (31/5/2019) siang.
"Tapi kalau orangtua yang punya anak yang memiliki jiwa kompetitif tetap pastinya ingin sekolah favorit, dengan orientasi nilai sekian-sekian," katanya
• Melalui Zonasi Pemerintah Ingin Ada Pemerataan Kualitas Sekolah, Tapi Banyak Orangtua Siswa Komplain
Misal nilainya bagus kebetulan rumahnya luar kota, namun ada yang rumahnya lebih dekat namun dengan nilai yang tidak dipertimbangkan.
Maka kemungkinan besar siswa dengan rumah lebih dekat akan lebih cepat diterima.
"Selain zonasi itu sebagai pemerataan pendidikan, tetap ada kekurangan pastinya," katanya.
"Tapi bagusnya adalah saat guru dimutasi dari berbagai SMA kekuatan pemerataan kualitas pendidikan itu jadi lebih baik," katanya.
Namun dirinya tetap mendukung penuh keputusan pemerintah.
"Bagus lagi jika semua sekolah jadi potensi semua, saya mendukung hal ini," katanya.
Yuliati juga mengatakan dengan adanya sistem ini siswa dapat pergi ke sekolah dengan jarak yang lebih dekat.
• Sistem Zonasi Sekolah di Solo, Dinas Pendidikan Beri 4 Opsi Pilihan Sekolah Bagi Calon Siswa
"Karena kalau jauh, anak setiap hari gojek, naik angkutan umum atau diantar oleh orang tua kan biaya transportasinya juga cukup tinggi," katanya.
"Sehingga mampu mengurangi kemacetan," katanya.
Sistem zonasi memang bertujuan mengurangi jumlah siswa yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.
Tujuan lainnya yakni menekan kompetisi antarsiswa atau mengurangi eksklusivitas siswa dengan nilai UN tinggi.(*)