Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pengamat Menilai Rencana Pertemuan Jokowi-Prabowo Bukan untuk Pengakuan Menang-Kalah

Ray Rangkuti menyambut baik rencana pertemuan antara calon presiden, Joko Widodo, dengan Prabowo Subianto, setelah Lebaran.

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Pasangan calon presiden nomor urut 1, Joko Widodo beserta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan setelah debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Tema debat pilpres pertama yaitu mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. 

TRIBUNSOLO.COM - Pengamat Politik, Ray Rangkuti, menyambut baik rencana pertemuan antara calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, dengan nomor urut 02, Prabowo Subianto, setelah Lebaran Idulfitri.

"Tentu saja rencana pertemuan itu sudah selayaknya didukung, mengingat suasana panas pascapilpres juga masih terus terasa," katanya dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews.com.

Menurut Ray Rangkuti, Jokowi dan Prabowo tidak perlu menunda terlalu lama untuk bertemu.

Justru saat-saat seperti inilah, menjelang atau Lebaran Idul Fitri, pertemuan memiliki makna lebih.

Selain untuk mendinginkan suasana, dia menilai, pertemuan Jokowi dengan Prabowo juga akan memberi contoh bagaimana mestinya politik dikelola.

"Saat kompetisi bisa begitu ketat. Tapi sesudahnya kembali bisa berangkulan. Pertemuan keduanya tak perlu dipandang sebagai pengakuan kalah atau menang," tegas Ray Rangkuti.

Sekjen PPP: Pertemuan Jokowi-Prabowo akan Buat Sejuk Kondisi Sosial Politik di Indonesia

Dia menjelaskan lebih lanjut, Jokowi dan Prabowo harus dapat mendudukan bahwa pertemuan tersebut semata hanya silaturrahmi bangsa.

"Dan dengan begitu, pertemuan itu tidak berarti pengakuan soal kalah atau menang," ucapnya.

Jika semua pihak dapat menempatkan posisi pertemuan itu bukan sebagai pengakuan kalah atau menang, maka itu akan dapat membantu mempercepat jadwal pertemuan itu.

"Dalam bulan Syawal seharusnya sudah bisa direalisasikan. Kesulitan merealisasilan pertemuan itu, khususnya bagi kubu Prabowo, melihat itu sebagai pengakuan kekalahan," paparnya.

"Suasana yang sama mungkin terjadi di kubu Jokowi bahwa pertemuan itu seperti tanda kemenangan. Dua asumsi ini yang membuat keduanya sulit bertemu," jelasnya.

Oleh karena itu, posisi pertemuan itu sebaiknya dipandang sebagai pertemuan elit politik biasa tanpa tendensi akan pengakuan soal kalah menang.

Demokrat: Belum Ada Konfirmasi soal Rencana Prabowo Takziah ke Kediaman SBY

"Semoga dengan cara pandang begitu akan memudahkan keduanya untuk dapat bertemu," ujarnya.

Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo rencananya akan berlangsung tak lama lagi.

Hal itu diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko ketika dijumpai di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Jumat (31/5/2019).

"Sepertinya sih, indikasi-indikasinya enggak akan terlalu lama lagi bertemu," ujar Moeldoko.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pertemuan keduanya hanya tinggal menunggu momentum yang tepat.  (Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo Bukan Perihal Pengakuan Kalah Atau Menang"

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved