PPDB Online Dianggap Lebih Untungkan SMA Negeri, Tapi Terkesan Rugikan SMA Swasta
PPDB Online Dianggap Lebih Untungkan SMA Negeri, Tapi Terkesan Rugikan SMA Swasta, Kepala Sekolah SMA Veteran 1 Sukoharjo, Sugiyarto
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sistem zonasi pada pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020 dianggap merugikan bagi SMA swasta.
Pada tahun ini, SMA swasta tidak diikut sertakan dalam PPDB online, sehingga pihak SMA Swasta hanya bisa menunggu siswa yang tidak diterima di SMA negeri.
"SMA swasta tidak diikut sertakan dalam PPDB online, sehingga akan berdampak lebih parah," kata Kepala Sekolah SMA Veteran 1 Sukoharjo, Sugiyarto, Jumat (5/7/2019).
Selain itu, sistem PPDB online yang menggunakan empat pilihan SMA membuat kesempatan SMA swasta untuk mendapatkan murid baru tersebut, menjadi semakin sempit.
• Polemik PPDB Online 2019 di Solo, Orang Tua Siswa Protes Ke DPRD Solo
"Ada empat pilihan, jika tidak diterima pilihan pertama bisa ke pilihan kedua dan seterusnya," aku dia.
"SMA swasta menjadi alternatif terakhir jika siswa tidak diterima pada PPDB online," terangnya menegaskan.
Menurutnya, sistem yang demikian sangat menguntungan SMA negeri namun sangat merugikan SMA Swasta.
"Sistem ini menjadi masalah bagi swasta, karena siswa kan pasti inginnya ke SMA negeri dulu, baru ke swasta," ujar dia.
"Meskipun sekarang biaya SMA negeri dan SMA swasta hampir sama," ucapnya membeberkan.
• Warga Dukung Wali Kota Solo Untuk Desak Gubernur Buat Diskresi Soal PPDB 2019
Dalam dua tahun terakhir ini, dia mengatakan SMA Veteran 1 Sukoharjo kekurangan murid.
"Dari enam kelas yang kami sediakan, hanya terisi tiga kelas dalam dua tahun terakhir, dengan jumlah sekitar 90 siswa," paparnya.
"Padahal tahun lalu, kami masih diikutsertakan dalam pendaftaran online," pugkasnya. (*)