Kurang dari 30 Menit, Beginilah Proses Pembuatan Blangkon di Kampung Potrojayan Kota Solo
Mondolan inilah yang membedakan blangkon Solo dan Yogyakarta.
Penulis: Bayu Ardi Isnanto | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Bayu Ardi Isnanto
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Blangkon dikenal sebagai aksesoris busana Jawa yang digunakan sebagai penutup kepala.
Selain Jawa, blangkon juga terdapat di berbagai daerah dengan ciri khasnya masing-masing.
Di Kota Solo, terdapat sentra produksi blangkon di Kampung Potrojayan, Serengan, yang membuat berbagai jenis blangkon.
Satu di antaranya adalah rumah produksi Kaswanto.
Proses pembuatan blangkon cukup singkat, yakni kurang dari 30 menit.
Sebagai bahan dasar ialah congkeng atau kain untuk bagian dalam, lalu dilem dengan koran supaya lebih tebal.
Kemudian pasang bagian-bagian lain blangkon sebagai aksen, yaitu kudungan, wiron, waton, tutupan, dan mondolan.
Mondolan inilah yang membedakan blangkon Solo dan Yogyakarta.

TRIBUNSOLO.COM/BAYU ARDI ISNANTO
Blangkon Solo dengan mondolan gepeng atau trepes
"Blangkon Solo memiliki mondolan berbentuk gepeng atau trepes, sedangkan model Yogyakarta berbentuk bulat," kata Wardoyo, perajin blangkon di rumah produksi blangkon Kaswanto, Kamis (26/5/2016).

TRIBUNSOLO.COM/BAYU ARDI ISNANTO
Blangkon Yogyakarta dengan mondolan bulat
Proses tersebut selesai kurang dari 30 menit dan harus dijemur di bawah sinar matahari yang terik selama 3-4 jam.
Proses terakhir adalah dijahit supaya lebih kuat.
Simak video di atas. (*)