Dinas Pertanian Solo Imbau Masyarakat tak Khawatir Temuan Antraks di Kulonprogo
Lebih jauh, Weni menjelaskan pengawasan dan pemeriksaan hewan di Solo terus dilakukan dengan melaksanakan berbagai kebijakan.
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Solo menyatakan belum menemukan adanya indikasi penyakit antraks di Solo.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Solo, Weni Ekayanti mengatakan dari pemeriksaan rutin yang dilakukan pihaknya, belum ditemukan adanya penyakit antraks.
Weni meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap temuan penyakit antraks di Kulonprogo, Yogyakarta.
“Pasokan hewan ternak (ke Solo), khususnya sapi dan juga daging memang tidak mendatangkan dari Jogja (Yogyakarta, Red), tapi dari Boyolali dan sejumlah daerah di Jawa Timur," katanya kepada wartawan, Selasa (24/1/2017).
Pernyataan Weni merespon temuan indikasi penyakit antraks di Kulonprogo, Yogyakarta, pada 17 Januari 2017 lalu.
Baca: Konsumsi Daging Ternak Sakit, 16 Warga Diduga Terjangkit Antraks di Kulonprogo
Lebih jauh, Weni menjelaskan pengawasan dan pemeriksaan hewan di Solo terus dilakukan dengan melaksanakan berbagai kebijakan.
Seperti pedagang diwajibkan mengantongi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Pemeriksaan juga dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) secara rutin, antara lain: antemortum (pemeriksaan kesehatan hewan sebelum disembelih) atau postmortum (pemeriksaan kesehatan setelah disembelih).
Tidak hanya itu, menurut Weni, pihaknya juga melakukan pemeriksaan daging dengn cara berkeliling menggunakan mobil laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet ) ke supermarket, hotel atau rumah makan secara rutin tiga kali dalam sepekan.
Sejumlah langkah pencegahan rutin juga dilakukan setiap tahun.
Diantaranya adalah pemberian vaksinasi antraks dan membagikan leaflet kepada masyarakat luas, terutama kepada peternak.
“Secara rutin tiap tahun kita selalu sosialisasi dan melakukan pencegahan di lapangan untuk memastikan hewan yang bersangkutan terkena penyakit atau tidak,” tutupnya. (*)