Lantik Empat Kepala Daerah Baru di Jateng, Ini Ajakan yang Diberikan Ganjar Pranowo
Ia mengatakan, pihaknya tak tahu apakah pemerintah salah dalam membuat rumus, salah strategi, salah tata tertib, maupun kebijakan.
TRIBUNSOLO.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengajak empat kepala daerah yang baru saja ia lantik untuk kerjasama mengurangi angka kemiskinan di Jateng.
Mengingat sampai saat ini kemiskinan di Jateng terhitung masih tinggi yakni 13,19 persen.
Hal itu ia sampaikan usai melantik empat kepala daerah hasil Pilkada serentak Februari 2017 lalu.
Pelantikan digelar di gedung Gradhika Bhakti Praja, komplek kantor Gubernur, Jalan Pahlawan Kota Semarang, Senin (22/5/2017).
Empat kepala daerah tersebut Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga Yuliyanto-Muh Haris, Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono-Syamsudin, Bupati dan Wakil Bupati Batang Wihaji-Suyono, Bupati dan Wakil Bupati Jepara Ahmad Marzuki-Dian Kristiandi.
"Semua boleh bicara kemiskinan ini berat untuk kita entaskan, semua boleh bicara, faktanya data kemiskinan yang sudah kita dapat tidak terlalu mudah kita eksekusi," ungkapnya.
Menurutnya, ada dua hal yang menjadi perhatian, yakni apakah datanya sudah benar ataukah kebijakan yang diambil dari sisi penganggaran maupun pelaksanaan teknisnya sudah tepat atau belum.
"Kemudian apakah anggaran yang kita keluarkan dari negara ini cukup untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan, hipotesis saya sudah kita baca tiap hari, nggak cukup," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya tak tahu apakah pemerintah salah dalam membuat rumus, salah strategi, salah tata tertib, maupun kebijakan.
Sebab kondisi ini bukan hanya di tingkat kabupaten dan kota, maupun provinsi, tapi juga nasional.
"Ketika bicara kemiskinan kok semua tergopoh-gopoh. Kenapa ini, ada yang salah kayaknya. Tidak terlalu signifikan (penurunan angka kemiskinan,red)," katanya.
Maka, pada kepala daerah yang dilantik selaku pemilik wilayah dan eksekutor program pemerintah, Ganjar memberi pekerjaan rumah untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan di Jateng yang masih 13,19 persen.
"Kita butuh arisan kebijakan, arisan pengelolaan pemerintahan."
"Bagaimana caranya, temen-temen di kabupaten dan kota harus fokus pada kondisi daerah yang miskin," katanya.
Ia mengungkapkan, terdapat 15 kabupaten di Jateng yang masih butuh perhatian khusus.