Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Tragedi Rohingya

Dibatalkan, Rencana Unjuk Rasa untuk Rohingya di Candi Borobudur

Dahnil mengatakan, sudah seharusnya solidaritas umat Muslim di Tanah Air untuk Rohingya tak dilakukan dengan cara-cara yang anarkistis.

Editor: Junianto Setyadi
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Aksi menuntut dihentikannya kekerasan terhadap warga Rohingya, di depan Kedutaan Besar Myanmar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2017). 

"Aksi Borobudur dilarang."

"Saya perintahkan Kapolda Jawa Tengah, jangan diizinkan," ujar Tito.

Ia mengatakan, keramaian seperti unjuk rasa tidak boleh dilakukan di objek vital.

Apalagi, Candi Borobudur merupakan situs bersejarah yang harus dijaga.

Baca: Penembak Petasan Maut di Stadion Bekasi Mengaku Menyesal dan Minta Maaf

Banyak turis internasional yang berkunjung ke Borobudur.

"Ini tidak lagi milik Indonesia, tapi warisan dunia."

"Harus kita jaga kelestarian budayanya," kata Tito menegaskan.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj juga mengimbau kepada umat untuk tidak melakukan aksi bela Rohingya di Candi Borobudur.

Menurut dia, niat sejumlah ormas untuk ikut dalam aksi tersebut adalah langkah yang salah alamat.

"Ngapain? Kita ini bangsa yang toleran, umat Islam yang toleran."

"Kita Islam Nusantara, kita umat Islam bangga dengan Borobudur, bangga dengan Prambanan, harusnya kita sangat toleran dalam hal ini," kata Said. (Rencana Demo untuk Rohingya di Borobudur Dibatalkan/Kompas.com/Moh. Nadlir)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved