TribunSolocom Ikuti Kunjungan ke Taiwan
Ling Jiao, Kudapan 'Kepala Banteng' Penurun Panas di Taiwan
Penjual makanan khas daerah setempat sering kali hadir di street food atau sering disebut jajanan kaki lima di Indonesia.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro dari Taiwan
TRIBUNSOLO.COM, TAIPEI - Penjual makanan khas daerah setempat sering kali hadir di street food atau sering disebut jajanan kaki lima di Indonesia.
Kawasan Dadaocheng Park di Taipei City, Taiwan juga menyimpan kekhasan kudapan setempat.
Bentuknya unik, seperti kepala banteng.
 
Warna kulitnya hitam legam.
Ketika dipecah, daging buahnya berwarna putih susu dan bertekstur seperti mete.
Baca: Obrolan Indonesia dalam Lima Jam di Udara Menuju Pulau yang Indah di Barat Pasifik
Rasanya gurih, mirip dengan biji nangka yang direbus, tapi lebih gurih.
Ling Jiao, demikian orang Taiwan menyebutnya.
Ling Jiao berasal dari sejenis kacang yang bernama Water Caltrop.
Kacang-kacangan ini adalah jenis tanaman air seperti eceng gondok yang hampir punah.
 
"Orang sini kalau hawa panas memakan ling jiao ini, katanya bisa membuat badan menjadi dingin," kata pemandu wisata, Christina Muda, Senin (25/9/2017).
Baca: Restoran Enak dan Asyik di Hotel, ini Rekomendasinya
Penyajiannya sederhana, setelah direbus, ling Jiao dipecah kemudian disajikan dengan dicampur garam.
Harganya, untuk 50 gram Ling Jiao dibanderol 100 NTD ( sekitar 40 ribu rupiah).
Selain penurun panas, dari beberapa litelatur mengatakan kacang ini juga kaya akan karbohidrat dan lemak, protein, glukosa, multivitamin, seperti Vitamin B1, B2, C, Kalsium, Fosfor dan Zat Besi.
Makanan ini merupakan makanan diet yang baik karena mudah merasa kenyang setelah konsumsi.
Si kepala banteng ini juga memiliki zat anti kanker, antipiretik (penurun demam) dan efek obat tonik.(*)

 
	
						 
							
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											