Kerajinan Sangkar Burung Berbahan Peralon di Solo ini Mampu Tembus Pasar Ekspor
Sehingga Eko berfikir untuk membuat sebuah sangkar anti patah maka dirinya memutuskan membuat sangkar dari paralon.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kerajinan sangkar burung berbahan peralon yang berada di kampung Debegan, Mojosongo, Solo ini mampu menembus pasar ekspor.
Perajin sekaligus pembuat sangkar paralon, Eko Sri Muryanto memulai bisnis ini sejak tahun 2012.
"Awal bikin 2012 akrilik transparan, udah disurvei media koloni dan BNR (media komunitas pecinta burung,-Red)."
"Saat itu, yang bikin dari akrilik transparan itu hanya 2 orang yaitu orang Taiwan dan saya," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (9/1/2018) sore.
Orang Taiwan sendiri pun hanya bisa membuat sangkar dengan diameter 50 cm ke atas.
Baca: Putri Kandungnya Disebut Mirip Chelsea Islan, Mantan Engku Emran Unggah Video dan Kalimat ini
Dirinya sendiri mampu membuat sangkar dengan diameter 22 cm dan ukuran tersebut menjadi yang paling laris.
"Kerajinan sangkar burung ini saya ekspor ke Malaysia, Singapura dan Taiwan," ujarnya.
Bahan akrilik dirasa sulit didapat karena membeli lembaran akrilik mahal.
Untuk satu lembar harganya Rp 700 ribu.
Padahal bahan tersebut masih ada kekurangan yakni mudah patah.
Sedangkan jika bahan dari bambu, kelebihannya mudah berjamur.
Namun, mudah dimakan rayap.
Sehingga Eko berfikir untuk membuat sebuah sangkar antipatah maka dirinya memutuskan membuat sangkar dari paralon.
"Jadi saya berfikir bikin sangkar yang antipatah maka jadilah paralon," ujarnya.
Baca: Pilgub Jatim 2018, Gus Ipul Resmi Dapat Dukungan dari PKS
Pertama kali membuat sangkar berbahan paralon tersebut dibeli oleh pembeli dari Kudus.
Sedangkan untuk paralon yang di ekspor, dirinya tidak secara langsung mengekspor dalam partai besar.
Namun, hanya sekitar 12 sangkar itupun hanya dikirim 2 sangkar setiap harinya.
Untuk range harga, sebuah sangkar burung dijual dengan harga Rp250 ribu hingga Rp 2,5 juta, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.(*)