Perjuangan Anak Afrika Penderita Penyakit 'Miskin' yang Berhasil Menjadi Sarjana
Sejak kecil, Kamau sudah terkena jiggers yang membuat dirinya dihina oleh teman sekelasnya sebagai orang miskin
Penulis: rika apriyanti | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rika Apriyanti
TRIBUNSOLO.COM - Sebuah penyakit kulit langka menyerang banyak warga miskin di Afrika.
Dilansir TribunSolo.com dari Intisari.grid.id, penyakit itu adalah jiggers.
Jiggers adalah sejenis kutu yang tinggal di kaki dan tangan manusia.
Penyakit ini pada dasarnya mudah disembukan, namun karena penyakit ini jutaan anak tidak bisa pergi ke sekolah.
Baca: Bantah Jadi Istri Ketiga Opick, Yulia Mochamad Pamer Foto Pacar dan Kalimat Ini : Sabar Sayang
Satu diantara banyak korbannya adalah Stanley Kamau.
Sejak kecil, Kamau sudah terkena jiggers yang membuat dirinya dihina oleh teman sekelasnya sebagai orang miskin.
Hal ini bahkan membuat Kamau hampir putus sekolah karena malu sering mendapat ejekan.
Namun, parasit tersebut gagal menghancurkan hidup Kamau.
Setiap hari, bocah tersebut merendam tangan dan kakinya ke dalam air yang dicampur insektisida secara sutin.
Baca: Fotonya Bersama Lucinta Luna Tersebar, Melly Bradley Akhirnya Buka Suara
Akhirnya penyakit itu sembuh dan ia bisa melanjutkan studi hingga jenjang kuliah di India.
Saat kembali ke kampung halamannya, Kamau terkejut melihat apa yang telah dilakukan parasit jiggers.
Sejumlah anak tak pernah pergi ke sekolah dan orangtua tak bisa bekerja akibat penyakit tersebut.
Tergerak oleh rasa iba, Kamau memberikan modal bagi keluarga-keluarga miskin tersebut.
Baca: Doomsday Plane, Pesawat Hari Kiamat Amerika Serikat yang Pernah Mendarat di Indonesia
Mereka diberi tanah, alat-alat, dan biji-bijian untuk berladang.
Sayangnya meski sudah mendapatkan pekerjaan, orang-orang ini belum bebas dari jiggers.
Kamau saat ini masih terus berjuang untuk memberikan perawatan medis bagi penderita parasit jiggers yang membuat orang Afrika menjadi miskin tersebut.
Ia menyewakan ambulans khusus agar tetangga-tetangga satu desanya dapat pergi dan mendapatkan pengobatan. (*)
