Bermodalkan Bambu, Pria Mojogedang Karanganyar Ini 'Bangkitkan' Lagi Kapal Majapahit
Bakat seni Idris, pria asal Karanganyar, telah menyulap batang-batang bambu bekas menjadi barang bernilai dan berseni
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Putradi Pamungkas
Sejak 2015 selepasnya dari perantauan di Kalimantan, Idris mulai menekuni kerajinan tangan ini.
Satu hal yang selalu terbesit di pikirannya, bagaimana mengolah limbah bekas menjadi barang bernilai.
Baca: Sering Dianggap Bikin Lemot, Micin Ternyata Ampuh Suburkan Tanaman!
Awalnya, dia mengerjakan miniatur kapal nusantara berbahan kertas semen.
Kebetulan, dia saat ini bekerja juga sebagai buruh bangunan.
Kertas semen diambilnya dari sisa-sisa proyek.
Namun, hasilnya dianggap kurang memuaskan.
Baca: Berry/Hardianto Raih Gelar Juara Australian Open 2018
Kertas semen yang dijadikan badan kapal terlihat tidak menegaskan kekuatan kapal tersebut.
Idris pun menemukan alternatif lain untuk dijadikan bahan dasar pada kerajinannya, yaitu bambu yang juga diambil dari sisa bekas proyek bangunan tempatnya bekerja.
Dari bambu, lahirlah miniatur-miniatur indah dan kreatif yang terpampang di rumahnya.
Sebagian dijualnya dengan mengandalkan Grup Facebook Info Wong Karanganyar.
Baca: Range Rover Sentinel, Mobil Tangguh Bikin Penumpang Aman dari Ancaman Bom
Namun, sejak menekuni kerajinan ini, Idris mengaku kerap menemukan kesulitan untuk pemasaran.
Satu miniatur dijual dengan rentang harga antara Rp100-300 ribu, tergantung pesanan dan tingkat kesulitannya.
Idris mengatakan pernah menerima orderan dari seseorang, namun dibatalkan beberapa hari kemudian.
Padahal, dalam sekali pengerjaan, tidak sedikit waktunya yang tersita.
Baca: Polri Sebut 4 Terduga Teroris yang Tewas di Cianjur Terkait Jamaah Ansharut Daulah
Untuk satu miniatur kapal kuno Majapahit, Idris mengaku bisa menyelesaikannya selama dua minggu bahkan ada sampai berbulan-bulan.
"Yang paling sulit ada pada bagian detil," katanya.
Untuk kapal nusantara, bagian detil itu meliputi bagian kaca jendela, tangga kapal, ruang kemudi, dan sebagainya.
Nah, ada satu masjid bergaya Jawa di deretan miniatur-miniatur di rumahnya.
Ketika ditanya, gaya arsitektur dan lokasi masjid, Idris pun langsung menunjuk masjid yang berada tidak jauh dari rumahnya. (*)