Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Rilis Video Propaganda, ISIS Ancam Akan Hancurkan Piala Dunia 2018 di Rusia dengan Bom Drone

Propaganda yang tidak dipublikasikan Daily Mail Australia secara utuh telah beredar di berbagai saluran media sosial .

Editor: Hanang Yuwono
Daily Mail
Cuplikan video propaganda ISIS yang tidak diunggah seutuhnya oleh Daily Mail Australia 

TRIBUNSOLO.COM - ISIS telah mengancam akan membawa kematian dan kehancuran ke Piala Dunia Rusia 2018 menggunakan bom drone.

Dilansir Tribunnews.com dari Daily Mail pada Jumat (15/6/2018), video propaganda terbaru kelompok teror itu menunjukkan drone meledakkan stadion sepak bola di Rusia.

Video animasi ini disertai dengan suara yang melantun, 'Kami memerhatikan Anda. Kami memiliki drone, kami mencari lokasi dan kami akan menyerang'

Propaganda yang tidak dipublikasikan Daily Mail Australia secara utuh telah beredar di berbagai saluran media sosial termasuk obrolan pribadi para teroris.

Baca: Lahan Kosong di Kota Tegal Ini Hangus Terbakar Gara-gara Petasan yang Dinyalakan di Malam Takbiran

Pengamat ISIS, Raphael Gluck dari pemantau Jihadoscope, mengatakan bahwa propaganda itu adalah fantasi namun ancaman harus ditanggapi serius.

"Jelas ini adalah pemikiran angan dan bisa membuat percaya, tetapi pemerintah mengatakan itu hanya masalah waktu sampai drone digunakan beberapa bentuk untuk melakukan serangan teror di Barat," kata Gluck.

Ini bukan pertama kalinya pejuang ISIS mengancam akan menggunakan drone untuk menyerang warga sipil dan mereka telah menggunakan teknik untuk menyerang pasukan Irak dan Suriah.

Minggu ini, seorang ilmuwan Inggris dan ahli drone terkemuka meramalkan bahwa serangan semacam itu sudah dekat.

Baca: Rayakan Lebaran di Amerika Serikat, Sri Mulyani Bawakan Baju Koko Wakanda untuk Anaknya

Dr Stephen Prior mengatakan kepada Cheltenham Science Festival.

"ISIS telah menjadi salah satu kelompok teroris pertama yang membeli drone sangat murah, mengubahnya secara drastis dan menggunakannya untuk efek yang sangat merusak di Irak dan Suriah,"

"Teroris dapat mengikuti kursus untuk mempelajarinya dan sembilan bulan kemudian mereka dapat membangun sendiri dan menerbangkannya ke seluruh dunia," tambahnya.

"Saya terkejut, terus terang, bahwa lebih banyak drone tidak digunakan untuk melakukan hal-hal buruk.'

'Saya pikir hanya masalah waktu sebelum seseorang mencoba sesuatu."

Baca: Destinasi Wisata Candi Sukuh Ngargoyoso, Karanganyar, Diprediksi Ramai Sampai H+4 Lebaran

 Drone dapat mengangkat beban hingga 500 gram dan terbang hingga 100 meter per jam serta sistem pelacakan GPS dapat dimatikan yang membuat mereka sulit dilacak.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved