Sambut Pilpres 2019
Din Syamsuddin Tolak Tawaran Jadi Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ini Alasannya
“Memang ada yang pernah menghubungi saya, pak Teten Masduki (Koordinator Staf Khusus Presiden) dan bu Ruhaini," katanya.
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, mengaku pernah ditawari menjadi ketua tim kampanye nasional pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019.
“Memang ada yang pernah menghubungi saya, pak Teten Masduki (Koordinator Staf Khusus Presiden) dan bu Ruhaini (Staf Khusus Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin), katanya membawa pesan presiden ingin jadikan (saya) Ketua Timses Nasional,” tutur Din di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).
“Namun, saya belum percaya kalau (bukan) pak Jokowi dan pak Ma'ruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya."
"Makanya saya tak jawab waktu itu,” ujar Din, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
Namun demikian, Din mengaku tidak akan menerima tawaran tersebut lantaran tidak ingin terlibat dalam politik kekuasaan.
“Saya jelas tidak bersedia karena saya mantan Ketum Muhammadiyah, sekarang masih mempunyai jabatan sebagai ketua ranting," ucapnya.
"Saya harus menegakkan organisasi Muhammadiyah tidak terlibat politik kekuasaan,” ujar Din.
“Saya tak mungkin menjadi atau masuk sebagai apapun, sebagai tim sukses pasangan manapun,” kata Din.
Selain itu, Din merasa berada dalam posisi lintas agama dan suku, sehingga perlu menjaga keharmonisan serta keseimbangan.
“Saya mempunyai gerakan lintas agama suku," ujarnya.
"Karena itu saya harus menjaga juga keseimbangan antara kawan-kawan yang berada di organisasi saya,” kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban tersebut.
“Maka yang ngajak-ngajak saya ikut timses manapun, harus tahu saya ini PNS tidak boleh, lebih bagus begini saja,” tutur Din. (Kompas.com/Reza Jurnaliston)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Din Syamsuddin Tolak Tawaran Jadi Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf
