Gempa di Donggala
Masih Kesulitan Hubungi Keluarga di Donggala, Abdee Slank Minta Bantuan Informasi
Gempa yang melanda Donggala membuat Abdee Negara 'Slank' cemas. Sebab, sejumlah keluarganya memang tinggal di kawasan Palu.
Penulis: Putradi Pamungkas | Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNSOLO.COM - Rangkaian gempa bumi mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Puncaknya, gempa bermagnitudo 7,7 pada pukul 18.02 Wita.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa gempa pertama yang bermagnitudo 5,9 telah menyebabkan 1 orang tewas dan 10 orang luka-luka.
"Gempa dirasakan sangat keras terjadi di Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala karena dekat dengan pusat gempa."
"Beberapa rumah roboh dan rusak akibat gempa."
"Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah," demikian pernyataan Sutopo.
"Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Donggala tercatat 1 orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka dan puluhan rumah rusak."
"Korban tertimpa oleh bangunan yang roboh," lanjut dia.
Evakuasi masih dilakukan.
Sementara itu, sebagian masyarakat masih berada di luar rumah karena gempa susulan masih terjadi.

Gempa yang melanda Donggala membuat Abdee Negara 'Slank' cemas.
Sebab, sejumlah keluarganya memang tinggal di kawasan Palu.
Usai mendengar kabar gempa tersebut, Abdee pun mencoba untuk menghubungi keluarganya.
Namun, belum ada keluarga yang merespons.
Lantaran hal itu, ia pun berharap ada informasi yang bisa membantunya.
Permohonan itu dia sebarkan melalui akun media sosialnya.
Ia berharap bisa mendapatkan kabar secepatnya dari keluarga yang tinggal di Palu.
"Sampai skr saya belum bisa hubungi keluarga di Palu dan Donggala"
"Mohon bantuan informasi jika ada yg tahu keadaan mereka. Terima kasih," tulisnya.

Di akun Twitter pula, Abdee pun mendapatkan respons dari followernya.
Mereka pun meminta Abdee untuk menggunakan provider tertentu yang bisa dihubungi.
Termasuk meminta bantuan SAR Palu.

Sebanyak 178 orang pasien yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Poso Sulawesi Tengah terpaksa harus menginap di halaman rumah sakit sambil menjalani perawatan.
Langkah tersebut diambil oleh pihak rumah sakit akibat pasien masih trauma serta adanya fasilitas yang rusak seperti dinding bangunan yang retak akibat guncangan gempa.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, hingga tengah malam rasa trauma dan ketakutan masih terus dirasakan oleh para pasien.
Mereka masih bertahan dan harus menjalani perawatan di luar ruangan atau halaman.
Para pasien penderita berbagai penyakit itu enggan masuk ke kamar untuk menjalani perawatan akibat ketakutan terjadinya gempa susulan yang masih terus terjadi.
Muhamad Farham (20), pasien patah kaki asal Desa Malei, Kabupaten Tojo Una-Una mengaku takut untuk kembali masuk ke ruangan perawatan akibat masih adanya gempa susulan.
Menurut Farham,dia bersama keluarga yang ikut menjaga saat gempa terjadi masih trauma jika mengingat ratusan pasien histeris minta bantuan untuk keluar rumah sakit mencari tempat yang aman.
"Saya masih takut masuk kamar atau ruangan, lebih baik dirawat di halaman saja, kalau sudah betul-betul aman baru saya mau masuk,’’ ungkap Farham. (*)