Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ratna Sarumpaet Mengaku Dianiaya

Mahfud MD Kisahkan Pertemuannya dengan Tompi dan Najwa sebelum Menjenguk Ratna Sarumpaet

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD angkat bicara terkait Ratna Sarumpaet yang mengaku berbohong terkait kasus penganiayaannya.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Kolase/Tribunnews.com
Kolase Mahfud MD dan Ratna Sarumpaet 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD angkat bicara terkait Ratna Sarumpaet yang mengaku berbohong terkait kasus penganiayaannya.

Diketahui sebelumnya, Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018.

Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam.

"Tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal, entah dari setan mana ke saya dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018).

Hanum Rais Minta Maaf Ikut Sebarkan Berita Hoaks soal Ratna Sarumpaet Dianiaya

Terkait pengakuan tersebut, Mahfud MD melalui kicauan Twitternya mengatakan sempat ingin menjenguk Ratna Sarumpaet sebagai tanda simpati.

Ia bahkan meminta tolong sekretaris pribadinya untuk mencari alamat Ratna Sarumpaet.

Namun sebelum sempat menjenguk, Mahfud MD bertemu dengan Tompi dan Najwa Shihab.

Dalam pertemuan tersebut, Mahfud diberitahu adanya potensi kebohongan dari kasus Ratna Sarumpaet.

Pasalnya, narasi dan jahitan Ratna Sarumpaet terkesan aneh.

Saat itu, Mahfud mengaku percaya kepada Tompi. Dan akhirnya, apa yang dipercaya oleh Mahfud tersebut benar adanya.

"Kemarin sore sy minta sespri saya Imam utk mencari alamat Ratna S guna membezuknya sbg tanda simpati. Tp saat ketemu dr. Tompi dan Najwa semalam sy diberitahu adanya kemungkinan bohong krn narasi dan jahitannya aneh. Sy percaya dr. Tompi. Eh, benar ternyata. Terlanjur ngetwit," kicau Mahfud MD, Rabu (3/10/2018).

5 Pengakuan Ratna Sarumpaet: Berbohong demi Keluarga dan Minta Maaf kepada Koalisi 02

Sedot lemak

Diberitakan di Kompas.com, Ratna mengatakan, pada tanggal 21 September 2018 dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di Jakarta untuk melakukan sedot lemak wajah.

Ratna saat itu bertemu dengan dokter bedah bernama Sidiq.

"Tanggal 21 saya mendatangi rumah sakit khusus bedah menemui dokter Sidiq, ahli bedah plastik. Kedatangan saya karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri kanan saya," ujar Ratna.

Ratna mengatakan, pada hari itu dia telah membuat janji dengan Sidiq di rumah sakit.

Ratna sudah beberapa kali menjalani operasi yang dibawahi langsung oleh Sidiq.

Ratna mengatakan, pada 22 September atau keesokan harinya setelah operasi, Ratna melihat wajahnya mengalami lebam-lebam.

Ratna merasa khawatir karena saat operasi sebelumnya tidak pernah mengalami hal tersebut.

Adapun Sidiq mengatakan bahwa kondisi tersebut merupakan hal wajar setelah operasi.

5 Pengakuan Ratna Sarumpaet: Berbohong demi Keluarga dan Minta Maaf kepada Koalisi 02

2. Berbohong demi keluarga

Ratna Sarumpaet mengaku berbohong soal kabar penganiayaan untuk menjawab pertanyaan keluarga.

Ratna mengaku tidak menyangka kebohongan tersebut terus dia sampaikan kepada banyak orang hingga menjadi kehebohan seperti yang terjadi saat ini.

"Jadi selama seminggu sebenarnya cerita ini hanya berputar-putar di keluarga saya, dan hanya untuk kepentingan berhadapan dengan anak-anak saya," ujar Ratna

Ratna mengaku kebohongan tersebut tidak ada hubungannya dengan politik.

3. Berbohong kepada Prabowo dan koalisi

Ratna bahkan membohongi calon presiden Prabowo Subianto, politikus Amien Rais, hingga Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.

"Bahkan (berbohong) di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan. Mengorek apa yang terjadi, saya juga masih melakukan kebohongan. Kami keluar dari lapangan kemarin, saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu," kata Ratna.

"Di lapangan sebenarnya saya merasa betul itu salah. Waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo dan Pak Amien Rais, saya sebenarnya tahu dalam hati kecil saya salah, tetapi saya enggak mencegat mereka," sambung dia.

Ramai Polemik Ratna Sarumpaet, Ernest Prakasa: Operasi Plastik Itu Hak Pribadi, Jangan Salah Fokus

4. Minta maaf kepada Koalisi 02

Ratna meminta maaf kepada Prabowo karena telah melakukan kebohongan.

Ratna mengaku menyesal setelah melihat Prabowo dengan tulus membelanya.

"Aku juga minta maaf kepada semua pihak yang terkena dampak dari apa yang saya lakukan. Saya minta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras saya kritik dan berbalik ke saya," ujar Ratna.

"Saya mohon maaf kepada Pak Amien Rais yang bersabar mendengar kebohongan saya kemarin. Saya minta maaf di perjuangan Koalisi 02, saya menyakiti hati kalian, saya buat kalian marah. Saya tidak berniat begitu, saya berharap kepada Tuhan agar kejadian ini tidak memengaruhi perjuangan kita," kata dia.

5. Polisi Selidiki Penyebar Hoaks Pengeroyokan Ratna Sarumpaet

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya tengah fokus menyelidiki pihak-pihak yang terlibat dalam penyebaran berita bohong atau hoaks pengeroyokan aktivis Ratna Sarumpaet.

Hal ini diungkapkan setelah Ratna mengakui bahwa kabar mengenai pengeroyokan yang ia alami di Bandung pada 21 September lalu adalah kebohongan.

"Dan ini berkaitan dengan kasus penyebaran berita bohong di media sosial. Nanti semuanya akan kita mintai keterangan berkaitan dengan itu. Jangan sampai pemberitaan ini tidak benar, tidak pas," ujar Argo kepada Kompas.com di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).

Argo mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan berdasarkan laporan-laporan yang telah diterima di Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri tentang dugaan penyebaran berita bohong terkait kasus tersebut.

"Kan ada laporan tentang penyebaran berita bohong. Kemudian nanti kami periksa semuanya yang berkaitan dengan laporan tersebut," katanya.

"Nanti kita tunggu penyidik biarkan bekerja dulu, biarkan penyidik nanti mengetahui kronologis, alur dari pada tindak pidananya sendiri," kata Argo lagi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved