Gempa dan Tsunami di Donggala dan Palu
Pengungsi Gempa di Besusu Timur, Kota Palu, Krisis Makanan dan Obat-obatan
Sejumlah korban yang mengungsi dan tinggal di tenda pengungsian di Kota Palu, sebagian besar mengeluh kekurangan sembako dan obat-obatan.
TRIBUNSOLO.COM, PALU – Warga korban gempa bumi dan tsunami di Kelurahan Besusu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang berada di tenda pengungsian, Rabu (3/10/2018) dini hari mengalami krisis bahan makanan dan obat-obatan.
Tim medis Kegawat Daruratan Publik Safety Centre (PSC) 119 Sulbar dan Palopo menangani warga di tenda pengungsian.
Tim medis PSC 119, dr Andi Fadli, mengatakan, dari sejumlah korban yang mengungsi dan tinggal di tenda pengungsian, sebagian besar mengeluh kekurangan sembako dan obat-obatan.
“Kebutuhan sembako dan air bersih warga sangat minim, termasuk obat-obatan, jika bahan makanan mereka tidak cepat tersalurkan maka akan berdampak pada kesehatan mereka,” kata Fadli, Rabu.
• Jokowi Instruksikan Tangkap Penyebar Hoaks Bencana di Palu dan Donggala
Salah satu pengungsi yang ditemui, Fatmawati (37), mengatakan, di dalam tenda ada 3 balita yang mengalami sakit.
“Sehari pasca-gempa, kami memasang tenda di sini untuk tinggal bersama," katanya, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
"Di sini ada 9 kepala keluarga, juga 3 anak balita yang kondisinya saat ini sedang sakit."
"Kami membutuhkan sembako juga obat-obatan."
• Di Posko Logistik, Istri Pasha Ungu Ikut Bagikan Bantuan untuk Korban Gempa Palu
"Semoga pemerintah dapat segera membantu kami,” ujarnya.
Begitupun dengan Piyan (34).
Ia berharap, pasokan bahan makanan dan obat-obatan segera terdistribusi agar kebutuhan pengungsi dapat terpenuhi.
"Yang kami makan saat ini adalah beras yang masih bisa diselamatkan dari reruntuhan," katanya.
"Kami berupaya mengambilnya untuk dimasak agar hidup bisa tersambung."
"Inipun hanya bisa bertahan beberapa hari saja, belum lagi obat-obatan dan air bersih yang tidak ada," ucap Piyan.
Kata Piyan, mereka enggan mengungsi di tempat pengungsian yang telah disediakan.