Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala

Inilah Gambar Peta yang Menunjukkan Kawasan Rawan Likuefaksi di Palu

Berdasarkan peta hasil kajian, wilayah dekat pantai di teluk Palu ternyata punya potensi tinggi untuk mengalami likuefaksi.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
KOMPAS.COM
Peta zona bahaya likuefaksi daerah Palu 

TRINBUNSOLO.COM, SOLO - Kawasan Palu yang rawan likuefaksi sudah dikaji. Badan Geologi menerbitkan hasil kajian itu pada tahun 2012.

Berdasarkan peta hasil kajian, wilayah dekat pantai di teluk Palu ternyata punya potensi tinggi untuk mengalami likuefaksi.

Berdasarkan peta itu pula, Bandara Mutiara SIS Al Jufri yang tak jauh dari Petobo juga berada di zona potensi likuefaksi sangat tinggi.

Inilah yang menyebabkan sebagian besar wilayah kota Palu rawan terhadap likuefaksi. Potensi bahayanya bahkan hampir ada di seluruh wilayah.

AL-Azhar Syifa Budi Solo Galang Dana untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu, Terkumpul Rp 50 Juta

Adrin Tohari, peneliti bidang Geoteknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, daerah yang sudah pernah mengalami likuifaksi tetap berpotensi mengalami likuifaksi di masa mendatang, jika terkena goncangan yang besar.

Ini karena tanah pasir likuifaksi tidak akan memadat dan kokoh seperti sedia kala.

"Tanah pasir itu akan tetap gembur karena ia tidak memiliki daya rekat," kata Adrin.

Kemensos Kirim 14,5 Ton Bantuan Mulai dari Tenda hingga Peralatan Dapur ke Palu

2 Pilihan

Untuk tindak lanjut pasca likuefaksi, Adrin menyarankan agar hindari area likuefaksi dan merelokasi masyarakat ke daerah yang lebih aman.

Misalnya tanah yang memiliki daya rekat tinggi atau ke daerah perbukitan di mana tanahnya tersusun dari batuan.

"(Area) yang di Petobo, itu tidak bisa lagi menjadi daerah hunian. Karena untuk menanggulanginya akan membutuhkan biaya yang sangat mahal," ujarnya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuat tanah rawan likuefaksi menjadi padat adalah dengan menyuntikkan semen untuk mengikat butiran-butiran pasir. Namun, biayanya sangat mahal.

Semakin dalam dan tebal lapisan tanah yang gembur, maka semakin besar biaya yang dibutuhkan.

Hal yang sama pun dikatakan Rovicky Dwi Putrohari, ahli geologi dan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

Pengguna Twitter Bagikan Foto Diduga Sosok Ibu dari Bocah Laki-laki di Palu yang Ingin Ikut Jokowi

Menurutnya, penanganan area rawan likuefaksi juga bisa dilakukan dengan drainasi atau menyedot air tanah keluar agar membuat tanah menjadi batu dan termampatkan.

"Tapi, cara ini menjadi kontradiksi karena kita membutuhkan air untuk hidup. Secara teknis memungkinkan, hanya soal biaya dan konsekuensinya tidak mudah dijawab," kata Rovicky kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2018).

Rovicky pun menambahkan, bila daerah yang terkena likuifaksi merupakan tanah miring, nantinya kawasan tersebut akan rawan longsor. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peta Tunjukkan Wilayah Palu yang Rawan Likuefaksi, Rentan Ditelan Bumi"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved