8 Fakta Gelar Bangsawan Jokowi dari Kesultanan Deli: Tepung Tawar hingga Berkerabat dengan Sultan
Seperti apa cerita lengkap dari pemberian gelar kebangsawanan ini? Berikut ini Tribun rangkum fakta-fakta dari pemberian gelar tersebut.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dianugerahi gelar kebangsawanan dari Kesultanan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.
Penganugerahan gelar ini dilangsungkan di ruang utama Istana Maimun, Minggu (7/10/2018).
Penganugerahan tersebut merupakan wujud apresiasi kepada Jokowi.
Presiden ke-7 RI tersebut dianggap mampu menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi di negeri ini.
Seperti apa cerita lengkap dari pemberian gelar kebangsawanan ini?
Berikut ini Tribun rangkum fakta-fakta dari pemberian gelar tersebut.
• Jokowi Mendapat Gelar Tertinggi dari Kesultanan Deli, Inilah Nama Gelarnya
1. Gelar tertinggi dari kesultanan Deli
Gelar kebangsawanan yang dianugerahkan kepada Jokowi adalah gelar kebangsawanan tertinggi.
Gelar yang diberikan ke Jokowi adalah "Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri".
Gelar tersebut diberikan karena Kesultanan Deli menganggap bahwa Jokowi mampu menyelesaikan berbagai masalah yang muncul.
2. Diawali dengan pemasangan Tengkulok
Prosesi pemberian gelar dimulai sekitar pukul 11.00 WIB.
Prosesi penganugerahan diawali dengan pemasangan Tengkulok.
Tengkulok adalah penutup kepala khas Melayu.
Tengkulok ini dipasangkan oleh Pemangku Sultan Deli Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj kepada Jokowi.
3. Penyematan pin dan keris dari Melayu
Prosesi selanjutnya adalah penyematan pin dan pemberian sebilah keris Melayu kepada Jokowi.
Prosesi tersebut dilakukan langsung oleh Sultan Deli, Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam.
Sultan kemudian menandatanganani Surat Ceri yang kemudian diserahkan kepada Jokowi.
• Sibuk sebagai Kepala Negara, Jokowi Ungkap Kerap Kangen Cucu hingga Lakukan Ini Hampir Setiap Hari
4. Tepung Tawar
Selain itu, Jokowi juga menjalani prosesi Tepung Tawar dari Kasultanan Deli.
Prosesi ini melibatkan 4 unsur perwakilan, yaitu Sultan Deli, perwakilan Raja-raja Nusantara, Gubernur Sumatera Utara, dan perwakilan Alim ulama.
Acara Tepung Tawar juga menjadi acara pemungkas dari pemberian gelar tersebut.
5. Apa itu prosesi Tepung Tawar?
Bentuk acara dari prosesi Tepung Tawar adalah memercikkan tepung tawar, sebagai bentuk sukacita dan bahagia.
Satu per satu tamu menaburi bertih tepung dan mencipratkan air sambil mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bergelar Datuk Laksamana Nara Diraja dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah juga menyalami Jokowi.
Menyusul Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, perwakilan keluarga raja dan sultan seperti Yani S Kuswodijoyo dari Kesultanan Sumenep serta Ratu Kokoda dari Papua Barat.
Pemberian gelar adat tersebut disaksikan ribuan masyarakat yang memenuhi halaman Istana Maimun.
Hadir pula Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Sabrina, mantan gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, datuk empat suku Kesultanan Deli, para kerabat kesultanan, pengurus Forum Silaturahim Keraton Nusantara (FSKN), juga raja dan sultan dari luar Kota Medan.
• Reaksi Jokowi soal Tudingan Pemimpin Zalim: Coba Dilihat Baik-baik, Siapa yang Sebenarnya Zalim?
6. Berkerabat dengan Kesultanan Deli
Dengan pemberian gelar tersebut, Jokowi secara sah telah menjadi kerabat baru Kesultanan Deli.
7. Makna gelar bangsawan Jokowi
Setelah prosesi pemberian gelar selesai, Sultan Mahmud Arya menjelaskan makna gelar bangsawan untuk Jokowi.
“Selamat datang kerabat baru, Bapak Presiden Jokowi," kata Arya, Minggu siang.
"Makna gelar yang diberikan adalah semoga beliau senantiasa menjadi pemimpin yang baik, mampu mengembuskan tiupan angin segar ke seluruh pelosok Indonesia,” imbuhnya.
"Itu gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli. Pertimbangan kami menganugerahkan gelar tersebut setelah menyaksikan betapa kerasnya upaya Bapak Presiden menjalankan program pemerintahan, membangun negara, dan mensejahterakan kehidupan rakyat di tengah gejolak politik dan ekonomi yang melanda dunia saat ini,” ungkapnya.
Pertimbangan lain, lanjut Arya, adalah besarnya perhatian Presiden Jokowi terhadap kelangsungan hidup kesultanan dan kerajaan yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan serangkaian pertemuan secara rutin dengan para sultan, raja dan masyarakat adat untuk mengidentifikasi dan mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.
• Jawab Isu Dirinya Dituding sebagai Keturunan PKI, Presiden Jokowi: Logikanya Enggak Masuk
8. Pidato Jokowi dibuka lewat pantun
Pada kesempatan tersebut Jokowi juga mengutarakan pidatonya.
Sebelum membacakan pidato, Jokowi terlebih dahulu menyampaikan pantunnya.
“Buah cempedak bentuknya bujur
Sangat disuka oleh semua
Adat Deli sangatlah luhur
Mari kita jaga bersama,” tutur Jokowi.
Jokowi lalu mengucapkan terima kasih atas pemberian gelar tersebut.
“Di dalam gelar adat ini saya merasakan terkandung amanah, terkandung tugas berat yang diberikan kepada saya untuk mewujudkan harapan dari Kesultanan Deli, harapan dari kerajaan-kerajaan se-Nusantara, harapan dari para pemangku adat Indonesia, harapan dari para ulama untuk terus bekerja keras bersama-sama dengan semua elemen bangsa membawa Indonesia bergerak maju, bergotong royong mewujudkan Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabun ghafur,” kata Presiden.
Jokowi juga menuturkan bahwa kemajuan Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya tradisi dan kebudayaan bangsa.
"Banyak yang berpikir bahwa kemajuan dapat dicapai dengan mengesampingkan budaya dan menyingkirkan adat istiadat."
"Bagi Indonesia, ini adalah energi dan modal utama meraih kemajuan."
"Mari melestarikan budaya dan adat istiadat, Indonesia maju dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur asli bangsa Indonesia,” tutur Jokowi. (*)