Kisah Pemandu Wisata di Karanganyar saat Antarkan Turis Asing Nikmati Singkong dan Pisang Goreng
Turis diantarkannya ke sejumlah tempat wisata di Kecamatan Tawangmangu dan Kecamatan Ngargoyoso.
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Efrem Siregar
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Chandra Handayani adalah seorang pemandu wisata lokal di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.
Dalam pekerjaannya, ia lebih banyak menangani turis mancanegara.
Turis diantarkannya ke sejumlah tempat wisata di Kecamatan Tawangmangu dan Kecamatan Ngargoyoso.
Yang paling sering adalah Candi Sukuh Kecamatan Ngargoyoso, Candi Cetho Kecamatan Jenawi, dan Ari Terjun Grojogan Sewu.
Beberapa kali ke Astana Giribangun yang merupakan kompleks pemakaman Presiden ke-2 RI Soeharto dan Ibu Tien.
Ia juga sekalian mengajak para wisatawan melewati desa-desa di sekitar objek wisata tersebut.
"Saya mengajak mereka (turis) jalan-jalan lewat perkampungan supaya turis bisa berinteraksi dengan masyarakat," kata Chandara kepada TribunSolo.com seusai pengukuhan pengurus DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Karanganyar, Rabu (10/10/2018).

Chandra membawa mereka ke warung-warung milik warga.
Di sana, para wisatawan ditawarkan untuk menikmati teh dan kopi.
Namun, wisatawan Eropa, katanya, memilih kopi atau teh tanpa gula.
"Untuk snack, saya berikan singkong goreng atau pisang goreng."
"Selama ini ketika saya sajikan snack tradisional, mereka lebih sering menghabiskan pisang goreng atau molen sampai bakul di warung tidak tersisa," kata Chandra. (*)