Soal Din Syamsuddin. Prabowo Subianto: Kawan tetap Kawan, Meski Beda Pandangan Politik
Persahabatan tersebut menurut Prabowo membuat ia memaksakan hadir meski sedang flu.
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengatakan bahwa mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin merupakan sahabat lamanya.
Persahabatan tersebut menurut Prabowo sudah terjalin sejak tahun 1990.
"Saya katakan bahwa Pak Din dan saya kawan lama, mungkin dari tahun 90an, jadi sudah 28 tahun ya lumayan juga, usia juga lumayan."
"Sekarang sedikit-sedikit kita diingatkan memang kita sudah berusia, tapi kalau lihat Malaysia, loh kita masih muda," ujar Prabowo dalam acara Silaturahmi Kebangsaan Pergerakan Indonesia Maju di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (12/10/2018).
• Hasil Lengkap UEFA Nations League Jumat 12 Oktober 2018, Tidak Ada Pesta Gol
Persahabatan tersebut menurut Prabowo membuat ia memaksakan hadir meski sedang flu.
Ia tidak enak hati bila tidak hadir diundang Din, apalagi menyangkut acara Silaturahmi Kebangsaan.
Dalam acara tersebut selain Prabowo turut diundang Jokowi namun berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani.
"Saya ceritakan ini, tadinya saya engga mau datang, saya suruh cek Jokowi datang enggak? Ada konfirmasi (datang). Lalu saya bilang dateng nggak ya, karena engga enak Din Syamsuddin," katanya.
• Penutupan Pendaftaran CPNS 3 Hari Lagi , Ini 5 Instansi Pusat yang Pelamarnya Paling Sedikit
Menurut Prabowo kadang-kadang keputusan politik dapat dipengaruhi oleh kedekatan emosional. O
leh karena itu ia hadir dalam undangan Din, tanpa melihat arah dukungan politiknya.
"Mau (koalisinya) Indonesia maju atau apa tapi Din kawan saya."
"Kawan tetap kawan, pandangan politik boleh beda engga ada masalah."
"Politik beda enggak masalah tapi bagaimana atasi masalah bangsa," katanya.
• Prabowo Ucapkan Slogan Make Indonesia Great Again, Timses Jokowi : Pak Jokowi Lakukan 5 Tahun Lalu
Dalam acara silaturahmi kebangsaan tersebut Prabowo mengaku sepaham dengan apa yang disampaikan atau diaspirasikan oleh Pergerakan Indonesia Maju yang dipimpin oleh Din mengenai tujuan berbangsa.
"Saya engga terlalu bahas, sepintas saya baca 99,99 persen klop dengan saya," ujarnya.
Sebelumnya Din menyampaikan aspirasi kepada dua kubu di Pemilu Presiden 2019 mengenai penguatan visi kebangsaan.
Penguatan Visi kebangsaan yang akan membuat bangsa maju tersebut menurut Din, pertama yakni Good Goovernance.
• Bawaslu Kembali Loloskan 5 Caleg DPD eks Koruptor
Menurutnya pemerintahan yang baik merupakan syarat untuk menjadi bangsa yang maju.
Pemerintahan yang dimaksud bukan hanya pada tataran eksekutif, tetapi juga di legislatif dan yudikatif.
Selain itu pemerintahan yang baik juga bukan hanya di tingkat nasional namun juga daerah.
"Untuk itu, good governance menuntut kepekaan, kepedulian, keterbukaan, dan sikap mementingkan kemaslahatan umum daripada kepentingan kelompok apalagi diri sendiri."
"Dalam hal ini reformasi birokrasi masih perlu menjadi agenda prioritas," kata Din, dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews.com.
• Meski Sudah Akrab dengan El Barack Putra Jessica Iskandar, Richard Kyle Tidak Mau Dipanggil Ayah
Selain itu untuk menjadi bangsa yang maju maka harus ada kepemimpinan yang transformatif.
Karena menurutnya kepemimpin merupakan faktor yang menentukan berjalan tidaknya suatu pemerintahan.
Adapun yang dimaksud kepemimpinan yang transformatif yakni yang visioner, berorientasi pada perubahan, kuat, memiliki integritas, dan independen.
"Jika komitmen dan integritas ini rendah, maka perjuangan untuk kemajuan bangsa akan terkendala," katanya.
• Jika Tinggalkan UFC, Khabib Nurmagomedov Buka Opsi Pindah ke WWE
Ketiga, menurut Din, faktor yang menentukan kemajuan bangsa adalah adanya penguasaan ilmu dan teknologi.
Oleh karena itu ia meminta program pembangunan ke depan memprioritaskan penguasaan ilmu dan teknologi dengan mendorong budaya baca, tulis, menghitung sejak dini dan mengintensifkan penelitian.
Faktor keempat, menurutnya adalah pembangunan yang seimbang antara pembangunan fisik dan non fisik.
Din mengatakan pembangunan fisik merupakan sarana untuk pembangunan kemanusiaan.
• Pansel Sekda Solo Serahkan 3 Nama Calon Sekda pada Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo
"Ketakseimbangan antara pembangunan infrastruktur fisik dan infrastruktur non fisik akan membawa ketimpangan dan keruntuhan," katanya.
Terakhir Din mengatakan bahwa faktor yang menentukan kemajuan bangsa adalah adanya kebersamaan.
Suasana kebersamaan tersebut ditandai dengan derajat kerukunan yang tinggi di antara masyarakat yang majemuk.
"Iklim kebersamaan seperti ini akan terwujud jika kue nasional dapat dinikmati secara bersama-sama, dalam kesadaran akan adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar dia. (Taufik Ismail)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Mengaku Sudah Berteman dengan Din Syamsuddin Sejak Tahun 1990-an