Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dulu Biasa Tampil Keren sebagai Anak Band, Kini Pakai Baju Dinas, Pasha Ungu Curhat Begini

Jika dahulu Pasha Ungu dikenal sebagai sosok vokalis band yang kerap tampil fashionable dan mengubah-ubah gaya rambut, kini dirinya jauh berbeda.

Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS.COM/INSTAGRAM @pashaungu_vm
Kolase foto Pasha Ungu. 

TRIBUNSOLO.COM - Sigit Purnomo Syamsuddin Said (Pasha Ungu) mengalami transformasi drastis dalam fase kehidupannya.

Jika dahulu ia dikenal sebagai sosok vokalis band yang kerap tampil fashionable dan mengubah-ubah gaya rambut, kini dirinya jauh berbeda.

Ya, sebab Pasha resmi dilantik sebagai Wakil Wali Kota Palu, Rabu (17/2/2016) lalu.

Ia mendampingi Wali Kota Hidayat untuk periode 2016-2021.

Usai dilantik sebagai wakil wali kota, Pasha masih sempat beberapa kali manggung bersama band yang membesarkan namanya.

Namun, kini Pasha tampaknya tengah fokus untuk menjadi abdi negara.

Terlebih kota yang dia pimpin saat ini sedang dalam pemulihan pasca-bencana gempa bumi dan tsunami.

Pasha langsung turun tangan untuk membantu korban, sebagaimana kapasitasnya sebagai wakil wali kota.

Terlepas dari hal itu, rupanya Pasha Ungu merasa ada beban mengenakan seragam dinas.

Tetapi lambat laun dirinya berlajar menunaikan tanggung jawab mengenakan baju dinas dan jabatan yang diberikan kepadanya.

Hal tersebut diungkapkan istri Adelia Wilhelmina ini di akun Instagramnya, Kamis (15/11/2018).

Menurut Pasha, baju dinas bukan sekadar untuk gagah-gahan semata.

Sebab, memang ada tanggung jawab besar di baliknya.

"Sekilas banyak yang mengatakan bahwa seragam yang saya kenakan terlihat gagah dan mempesona.. namun sedikit yang memahami bahwa dibalik seragam dan atribut yang saya kenakan terdapat tanggung jawab yang sangat besar..," tulis Pasha.

Ia pun berjanji akan terus belajar untuk menjadi abdi negara yang baik bagi warganya.

"saya akan terus belajar.. bekerja.. melaksanakan tugas yang diamanahkan oleh rakyat kepada saya.. doa mereka adalah pakaian pelindung dan kekuatan saya untuk bekerja lebih baik lagi.. #bismillah #merapidoa," ungkap Pasha lewat akun @pashaungu_vm.

Unggahan Pasha tersebut lantas menuai beragam komentar dari warganet.

Soal tanggung jawab sebagai pemimpin ini sebenarnya sudah dirasakan betul oleh Pasha beberapa waktu lalu ketika ia menangani bencana gempa dan tsunami.

Pasha bahkan sempat menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatannya.

Menurut dia, hal itu akan dilakukannya bila tidak mampu menyelesaikan persoalan yang mendera Kota Palu pascagempa dan tsunami disertai likuefaksi pada 28 September 2018 lalu.

"Saya secara pribadi sebagai wakil wali kota kalau memang dianggap tidak maksimal menjalankan pemerintahan," ujar Pasha Ungu sembari meneteskan air mata di kantor DPRD Palu, Sulawesi tengah, Rabu (17/10/2018) seperti dikutip dari Antara.

"Saya siap diturunkan atau mengundurkan diri," ujarnya, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.

Pasha Ungu dan Adelia
Pasha Ungu dan Adelia (Instagram.com/adeliapasha)

Pernyataan tersebut dikeluarkan Pasha Ungu saat jeda Rapat Dengar Pendapat (RDP) di kantor dewan setempat yang tidak dihadiri Wali Kota Palu, Drs Hidayat.

Menurut dia, kalau setelah peristiwa ini pascagempa masyarakat memintanya mundur, dirinya siap.

Meski demikian dia belum menyampaikan secara formal kepada Wali Kota Palu, Hidayat.

Pasha Ungu mengaku tidak ambil pusing terhadap kelompok masyarakat tertentu yang sengaja memperkeruh suasana agar warga tidak memercayai kinerjanya selama ini.

Sebab, apa yang sudah dikerjakan dalam menangani bencana sudah dilakukan semaksimal mungkin.

"Kami tidak peduli dihujat, kami tidak mau pusing dihina sampai dikatakan tidak mampu," katanya.

"Saya secara pribadi tanpa membawa unsur-unsur pemerintah berusaha bekerja."

"Kalau setelah ini saya (mundur), mungkin pak wali seperti apa nanti, bagaimana tanggap beliau, saya belum tahu," katanya.

Vokalis band Ungu ini mengatakan di awal pascagempa, bantuan logistik yang datang sangat terbatas.

Ia berujar, bagaimana perasaan warga bila ada warga tidak mendapatkan bantuan itu sementara mereka sebagai korban membutuhkan bantuan?.

"Apalah artinya saat datang di awal-awal hanya satu truk, kira-kira bagaimana rasanya kalau Anda berada di situ," kata dia.

"Boleh dikata aparatur pemerintah sudah bekerja untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, kira-kira seperti apa yang kami harus lakukan," ujar Pasha. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved