Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilpres 2019

Tim Prabowo-Sandi Akan Jadikan Jateng 'Lumbung PaDi', Tim Jokowi-Ma'ruf: Siap-siap Ditanduk Banteng

Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima menuturkan, apa yang disampaikan Tim Prabowo-Sandi terkesan antagonis.

Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TribunSolo.com/Efrem Siregar
Direktur Program TKN Jokowi-Ma’ruf, Aria Bima menerima wawancara awak media usai konsolidasi Projo dan partai politik pendukung Joko Widodo di Hotel Tamansari, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (6/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Asep Abdullah Rowi

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menanggapi pernyataan dari Ketua Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandiaga, Mohamad Taufik yang akan mengubah Jateng dari "Kandang Banteng", menjadi "Lumbung Padi".

Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima menuturkan, apa yang disampaikan Tim Prabowo-Sandi terkesan antagonis.

"Mimpi untuk mengubah Kandang Banteng di Jateng menjadi Lumbung Padi, terkesan antagonis," tuturnya kepada TribunSolo.com, Rabu (2/1/2019).

Aria yang juga politikus senior PDI Perjuangan (PDI-P) itu menilai, bahwa selama ini seolah-olah Kandang Banteng itu bukan Lumbung Padi, menjadi anggapan yang keliru.

Menurutnya, predikat Jateng sebagai Kandang Banteng, karena memang cukup pangan, karena banyak rumput sehingga "banteng-banteng" betah tinggal di Jateng.

"Metaforanya seperti itu, banteng-banteng lebih betah di sini (Jateng), kan anggapan dari tim mereka keliru," aku dia.

Dia mengungkapkan, masalahnya adalah, jika mau masuk Kandang Banteng tetapi tidak siap dengan habitatnya, maka siap-siaplah bakal ditanduk keluar ruangan.

"Banteng-banteng akan menanduk keluar mereka dari Jateng," aku dia.

Untuk diketahui, Ketua Seknas Prabowo-Sandiaga, Mohamad Taufik, mengatakan, timnya ingin mengubah anggapan bahwa Jateng adalah basis pendukung PDI-P dan partai-partai pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Ia menyebutkan, Jateng akan berubah menjadi basis pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Stigma itu mau kami ubah di 2019. Stigma Jawa Tengah adalah kandang banteng akan kami ubah jadi tumbuhnya lumbung PaDi alias Prabowo-Sandi," ujar Taufik ketika dihubungi, Rabu (2/1/2019).

TribunSolo.com melansir dari Kompas.com, Taufik mengatakan, tidak ada hal yang tak mungkin, termasuk merebut dukungan warga Jawa Tengah.

Pada Pilkada 2017, kata dia, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno awalnya dianggap remeh.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu, mengatakan, Anies-Sandiaga sempat diprediksi tak lolos putaran pertama.

"Tetapi kan akhirnya menang, yang penting jangan pernah lelah konsolidasi dan turun ke bawah saja," ujar Taufik.

Pendirian posko di sejumlah daerah di Jawa Tengah menjadi cara untuk merebut dukungan itu.

Taufik mengatakan, Sandiaga telah meresmikan 4 posko yaitu di Solo Raya atau Karanganyar, Pekalongan, Semarang, dan Kendal.

Posko tersebut akan menjadi tempat berkumpul para relawan Prabowo-Sandiaga di Jawa Tengah.

Di posko itu, relawan akan disiapkan untuk menyosialisasikan visi misi Prabowo-Sandiaga.

"Di sana ada pelatihan untuk tim yang turun ke desa misalnya bagaimana cara mendekati masyarakat di desa-desa karena yang kita tuju itu masyarakat desa," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, pembukaan Posko Sekretariat Nasional (Seknas) Pemenangan Prabowo-Sandi Solo Raya yang diresmikan Sandiaga S Uno, dinilai oleh pengamat sebagai bukti jika Badan Pemenangan Nasional (BPN) mengandalkan sosok Sandiaga.

"Kenapa bukan Prabowo yang meresmikan, itu soal pilihan strategi Prabowo," ungkap Pengamat Politik dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto kepada TribunSolo.com, Senin (31/12/2018).

Agus memaparkan, arah tersebut sebenarnya sudah terbaca sejak beberapa bulan ini Sandiaga S Uno terlihat sangat rajin ke daerah-daerah, di antaranya tiga hari terakhir ini di Solo Raya.

"Prabowo dan BPN lebih mengandalkan Sandiaga untuk intensif kampanye ke daerah, karena energik dan diduga menarik pemilih milineal," paparnya.

"Prabowo hanya di tempatkan sebagai simbol di level nasional."

Lebih lanjut dia menjelaskan, terkait pembukaan posko di dekat rumah Presiden Jokowi yang diresmikan Sandiaga S Uno, pengaruhnya tidak akan sebesar yang dibayangkan tim pemenangan Prabowo-Sandi.

"Ada pengaruhnya tetapi kecil, apalagi dengan target di Jateng," jelasnya.

"Kenapa, karena di Jateng ini pemilihnya loyal ke PDIP dan Jokowi."

Dosen Hukum dan Tata Negara Fakultas Hukum (FH) UNS itu menerangkan, justru keberadaan Seknas Prabowo-Sandi yang tidak hanya di dekat rumah Jokowi, akan membangkitkan pendukung Jokowi.

"Suara dukungan kepada Prabowo justru anjlok karena pendukung Jokowi makin solid yang disebabkan adanya tantangan baru dari pihak lawan," terang dia.

"Apalagi dengan istilah pasang badan di Kandang Banteng, ya melalui pendirian Seknas-Seknas di Jateng." (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved