STEI Tazkia Jalin Kerjasama dengan Bahrain Institute of Banking and Finance
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia menjalin kerjasama dengan Bahrain Institute of Banking and Finance (BIBF).
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani (SDI) ekonomi syariah, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia menjalin kerjasama dengan Bahrain Institute of Banking and Finance (BIBF).
Menurut release yang diterima Tribunsolo.com, Selasa (8/1/2019), penandatangan kerjasama dilakukan antara Ketua STEI Tazkia, Murniati Mukhlisin dan Direktur BIBF, Ahmed A Hameed A Ghani A-Shaikh pada 2 Januari 2018 di Manama, ibukota Bahrain.
Kesepakatan dalam memorandum kerjasama ini adalah harapan, BIBF dan Tazkia dapat menjalankan program bersama di Manama, Bahrain dan Bogor, Indonesia.
• UNS Solo Raih 3 Penghargaan di Anugerah Humas PTN & Layanan Pendidikan Tinggi dari Kemenristekdikti
Program yang kurang lebih sama dengan yang sudah dilakukan antara BIBF dengan University of Bangor dan University of London, UK.
Dalam kerjasama tersebut, mahasiswa yang berkuliah di kampus-kampus tersebut hanya membayar sekitar BD 12 ribu selama tiga tahun studi dengan memakai tempat kuliah di BIBF, Bahrain.
Hal ini cukup hemat dibandingkan kalau harus ke Inggris dengan biaya yang bisa mencapai lebih dari tiga kali lipat.
Setelah selesai studi, mahasiswa program ini akan dapat mengikuti wisuda di Inggris dan menerima ijazah dari kampus di Inggris.
BIBF sendiri adalah lembaga di bawah Central Bank of Bahrain yang didirikan 38 tahun yang lalu.
Lembaga ini menawarkan 400 lebih jenis sertifikasi dan program pelatihan untuk mahasiswa dan profesional yang fokus di lembaga perbankan dan keuangan.
BIBF juga bekerjasama dengan kampus-kampus terkemuka yang menawarkan program S1 dan S2.
Agar SDI Indonesia Bersaing di Level Global Kepada media internasional, Ketua STEI Tazkia, Dr Murniati Mukhlisin, M.Acc mengatakan bahwa kerjasama dengan Bahrain sebagai negara Gulf Cooperation Council ini sangat strategis di mana keuangan syariah tumbuh pesat.
Menurut Global Islamic Finance Report (GIFR) 2018, Bahrain sendiri menduduki peringkat sepuluh besar bersama-sama dengan negara teluk lainnya seperti Saudi Arabia, UAE, Qatar dan Kuwait.
• Para Pengguna BPMKS Antre Panjang dan Lama, Begini Respons Dinas Pendidikan Solo
Dari peringkat ranking yang sama Indonesia menduduki posisi keenam pada tahun 2018 dengan jumlah aset senilai 81,8 juta dolar AS.
Dengan menambah wawasan global dan sertifikasi asal negara Teluk ini, alumni Kampus Tazkia dapat nantinya bersaing di level internasional.
Kebutuhan SDM perbankan dan keuangan syariah masih tumbuh sesuai dengan proyeksi aset keuangan syariah global yang saat ini berjumlah lebih dari 2,4 trilyun dolar AS diharapkan tumbuh menjadi 3,8 trilyun dolar AS pada tahun 2022 mendatang. (*)
