Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilpres 2019

Jelang Debat Pilpres, Fahri Hamzah : Kita Lihat Capres yang Bisa Rajut Capaian Presiden Sebelumnya

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah ingin rakyat Indonesia melihat capres yang bisa merajut capaian-capaian presiden sebelumnya.

Harian Warta Kota/Henry Lopulalan
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah 

TRIBUNSOLO.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyoroti soal Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Debat perdana Pilpres 2019 akan digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis, 17 Januari 2019.

Adapun tema yang diangkat yakni "Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme".

Menjelang Debat Pilpres 2019, Fahri Hamzah menyampaikan pendapatnya terkait hal itu melalui akun Twitter miliknya.

Ia pun membuat kultwit soal pelaksanaan Debat Pilpres 2019.

Mulai dari tema hingga bagaimana capres-cawapres memandang isu-isu besar di negeri ini.

Bagi Fahri Hamzah, seorang presiden RI adalah pemimpin negara besar karena memimpin penduduk dunia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia.

Soroti Tema Debat Perdana Pilpres 2019, Fahri Hamzah Minta Debat Cerdas Cermat 2014 Tak Terulang

Ia juga mengungkapkan bahwa rakyat Indonesia akan melihat bagaimana kemampuan berpikir capres-cawapres.

Menurutnya, calon pemimpin harus mampu merajut capaian-capaian presiden sebelumnya.

Mantan politikus PKS itu lantas membeberkan capaian Presiden RI, mulai dari Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Soekarno, menurut Fahri, kata-katanya mampu menjadi energi dan inspirasi bagi rakyat sekaligus merubah wajah dunia.

Sedangkan Mohammad Hatta unggul dalam administrasi negara dan visi ekonominya.

Sebelum Debat Pilpres 2019, Sandiaga Uno Mengaku Dapat Wejangan dari SBY

"Kita ingin melihat, calon2 yg memiliki kemampuan berpikir kompleks, merajut capaian2 Presiden sebelumnya, Sukarno yang kata-katanya tidak hanya menjadi energy dan inspirasi bagi rakyatnya tapi juga merubah wajah dunia, Hatta dalam administrasi negara dan visi ekonominya,"cuit Fahri Hamzah.

Selanjutnya Presiden ke-2 RI, Soeharto, meletakkan perangkat kelembagaan negara modern.

Ada pula Bacharuddin Jusuf Habibie yang unggul dengan visi teknologinya serta Abdurrahman Wahid (Gusdur) dengan siasat kebudayaannya.

Megawati Soekarno Putri yang memigrasi narasi negara otoriter menjadi demokratis dengan amandemen konstitusinya.

Dan Presiden ke-6 RI, SBY konsisten mengawal transisi demokrasi.

Fahri Hamzah Usul Debat Capres Nanti Ada Materi tentang Soekarno: Tapi Jangan Pakai Contekan

Menurut Fahri Hamzah, rakyat Indonesia perlu mendengar ide-ide besar yang disampaikan calon presiden.

Sebab sejatinya, kata Fahri, pemimpin negara dalah kombinasi dari begitu banyak ilmu dan pengalaman pemimpin.

"Penting bagi bangsa ini untuk mendengar calon pemimpinnya dalam ide2 besar.

Sebab sejatinya, pemimpin sebuah Republik adalah kombinasi dari begitu banyak ilmu dan pengalaman memimpin.

Ia datang dari kegemaran membaca dan bergaul antar bangsa dan dunia. #YukNontonDebatCapres," katanya.

Lebih lanjut, Fahri menilai beban seorang kepala negara amatlah besar.

Mulai dari memberantas korupsi, menjaga Hak Asasi Manusia (HAM), hingga merasa rasa aman dari teror.

Semua itu adalah tugas presiden, bukan KPK, Komnas HAM atau BNPT.

Mahfud MD Nilai KPU Tak Melanggar Hukum: Pemaparan Visi Lebih Dulu atau Langsung Debat Tidak Masalah

"Orang yang disumpah oleh rakyat Indonesia untuk memberantas korupsi adalah Presiden, bukan KPK,

yg disumpah untuk menjaga HAM bukan Komnas HAM,

yg disumpah untuk menjaga rasa aman dari terror bukan BNPT,

yg disumpah untuk menjamin jaminan Somalia, bukan BPJS.

Semua tgs presiden," ujar Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah mengungkap bahwa presiden memegang tongkat komando atas keberlangsungan hidup masyarakat.

Presiden memegang kendali atau birokrasi sipil dan militer serta mengelola dan mendistribusi tiap rupiah dari ABPN.

Maka dari itu, presiden harus memiliki pikiran besar, bukan hanya menjadi pemimpin tetapi juga manajer.

"Presiden memegang tongkat komando atas keberlangsungan hidup seluruh manusia Indonesia,

memegang kendali atas birokrasi sipil dan militer,

mengelola dan mendistribusi tiap rupiah dari APBN,

maka Presiden hrs memiliki pikiran besar, dia tak hanya seorang leader tapi juga manajer," imbuhnya.

(TribunSolo.com/Rohmana Kurniandari)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved