Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Inilah Makna dan Filosofi Barongsai-Liong yang Selalu Hadir dalam Perayaan Imlek

Selain memberi hiburan, penampilan barongsai juga sarat filosofi yang erat kaitannya dengan sejarah Imlek.

Penulis: Bobby W | Editor: Sri Juliati
TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA
Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka menjelaskan terkait filosofi liong dan barongsai, Jumat (29/1/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Bobby Wiratama

TRIBUNSOLO.COM - Perayaan Imlek selalu identik dengan penampilan seni tradisional Barongsai.

Mengikuti alunan musik, barongsai akan berlenggok-lenggok, menghibur para penonton dalam perayaan Imlek.

Selain memberi hiburan, penampilan barongsai juga sarat filosofi yang erat kaitannya dengan sejarah Imlek.

Hal ini disampaikan Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka, Solo saat ditemui Tribunnews, Jumat (25/1/2019).

Perguruan Barongsai Tripusaka jadi Pioner Kesenian Barongsai di Solo, Begini Sejarahnya

“Berdasarkan cerita dan buku-buku yang telah saya baca, barongsai tak bisa lepas dari sejarah atau legenda dari negara China," kata Adjie.

Pada zaman dulu, China merupakan negara agraris yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani dan menghadapi dilema pada musim semi.

"Menurut legenda, pada musim semi, selalu muncul seekor monster atau hewan yang menggangu penduduk dengan menghabiskan logistik atau hasil panen," kisah Adjie.

Makhluk yang muncul tiap tahun tersebut dijuluki 'Nian,' yang berarti tahun.

Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka menjelaskan terkait filosofi liong dan barongsai, Jumat (29/1/2019).
Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka menjelaskan terkait filosofi liong dan barongsai, Jumat (29/1/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

Untuk menghadapi Nian yang meresahkan setiap tahun, masyarakat China membuat sebuah eksperimen.

Percobaan itu terinspirasi dari makhluk mistis berwujud katak raksasa bernama Sam Su atau Chan Chu.

Masyarakat kemudian menakut-nakuti Nian dengan replika Chan Chu sembari menabuh bunyi-bunyian dari peralatan dapur.

Eksperimen tersebut berhasil membuat Nian takut sehingga diadakan oleh warga setiap tahun.

Lama-kelamaan, tradisi ini dikenal sebagai barongsai.

Mengapa Tahun Baru Imlek Selalu Jatuh Antara Bulan Januari dan Februari? Begini Penghitungannya

Bila menilik dari segi filosofi, Adjie juga memiliki pemahaman tersendiri terkait barongsai.

"Kalau dari segi filosofi, barongsai tidak bisa lepas dari keberadaan liong (naga)," ucap Adjie.

Bagian kepala barongsai di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019).
Bagian kepala barongsai di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

Menurut Adjie, naga dan barongsai mewakili sifat Yin dan Yang.

Liong bersifat positif lantaran keberadannya yang terbang di langit, sedangkan barongsai bersifat sebaliknya.

Keseimbangan antara Yin dan Yang inilah yang membentuk keharmonisan bagi hidup manusia.

"Maka untuk kebutuhan religi, biasanya barongsai dimainkan bersama Liong," ujar Adjie.

Penampilan Barongsai Tri Pusaka di The Park, Minggu (3/2/2019).
Penampilan Barongsai Tri Pusaka di The Park, Minggu (3/2/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

Selain itu, liong juga melambangkan hewan yang bisa beradaptasi dengan suasana apapun

Liong berbentuk seperti ular yang bisa berenang di air.

Ia juga memiliki kaki sehingga bisa berjalan di darat dan bisa terbang.

Liong pun dianggap sebagai simbol bagi orang Tionghoa untuk beradaptasi di segala jenis lingkungan.

Bagian kepala Liong di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019).
Bagian kepala Liong di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

“Di cerita lain, liong juga merupakan tunggangan Dewi Kwan Im atau Dewi Welas Asih."

"Sebagai binatang tunggangannya, kehadiran liong dianggap selalu membawa berkah," tutur Adjie.

Selain itu, barongsai juga melambangkan unsur Bumi.

Penampilan Liong Tripusaka di The Park, Solo Baru, Sukoharjo, Minggu (3/2/2019).
Penampilan Liong Tripusaka di The Park, Solo Baru, Sukoharjo, Minggu (3/2/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

Barongsai mengajarkan manusia untuk hidup seperti sosok singa.

Bukan keganasan atau kebuasan yang dicontoh.

Bagi Adjie, sifat singa yang semangat untuk bertahan hidup adalah hal yang harus diteladani. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved