Karni Ilyas Tak Terima Nusron Wahid Sebut Dirinya Ingin Membangun Narasi Bahwa Hukum Tajam Sebelah
Politisi partai Golkar, Nusron Wahid menyebut Karni Ilyas seakan membenarkan bahwa hukum di Indonesia tajam sebelah.
Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Saking tajamnya kadang-kadang ini nabrak semua pihak, salah arah dan sebagainya," tambahnya.
• Penjelasan Mahfud MD, Alasan Dirinya Tak Hadir di Acara ILC yang Membahas Potret Hukum di Indonesia
Nusron pun menegaskan bahwa praktik hukum di Indonesia tidak mengenal oposisi maupun petahana.
Ia lantas menyampaikan sejumlah contoh kasus yang hampir sama dengan yang terjadi pada keempat orang yang telah disebutkan Karni Ilyas.
"Kalau Pak Karni tadi menyebutkan empat kasus. Ketika ada kasus-kasus lain kenapa orang tak mengatakan ini kok tajam ke bawah. Orang nggak akan mengatakan ini politisasi," ungkapnya.
Nusron juga sempat menyinggung kasus Rocky Gerung terkait kitab suci fiksi.
"Jadi jangan-jangan ini angan-angan fiksinya pak Karni Ilyas membangun narasi ini? Seakan-akan case ini adalah bagian daripada narasi kekuasaan untuk membungkam oposisi, enggak ada untungnya," kata Nusron.
"Jadi jangan orang yang berbeda pendapat itu kemudian berbuat salah dianggap politisasi hukum atau tajam sebelah," ujar Nusron kemudian.
• Sujiwo Tejo Sebut Zaman Dulu Orang Terbiasa Saling Ledek, Karni Ilyas: Sekarang Bisa Terjerat UU ITE
Ia pun mempertanyakan mengapa Karni Ilyas tak pernah membahas soal 'politisasi' yang dialami kubu 01.
"Keadilan itu berpihak kepada siapa pun, keadilan akan menimpa kepada siapa pun dan hukum itu bisa menajam kemana pun dan ke siapa pun, dalam konteks ruang dan waktu," pungkasnya.
Video selengkapnya:
(TribunSolo.com/Rohmana Kurniandari)