Pemkab Kulon Progo Berencana Hadirkan Ojek Online Lokal
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjajaki peluang menghadirkan startup lokal di bidang ojek online.
TRIBUNSOLO.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjajaki peluang menghadirkan startup lokal di bidang ojek online.
Startup seperti ini akan menyasar pelajar sebagai pangsa pasar terbesarnya.
Rencana ini dirasa penting sebagai upaya pemerintah mendorong warganya untuk berkendara secara baik demi keselamatan semua pemakai jalan raya.
"Sudah dilakukan survey, mudah-mudahan kita bisa bikin startup Ojek Ku (Kulon Progo)," kata Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, di Milennial Road Safety Festival yang berlangsung di Alun-alun Kota Wates, Minggu (3/3/2012), dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
Tidak hanya Kulon Progo, festival yang berlangsung secara nasional juga digelar pada berbagai kota di Indonesia.
• Jokowi Sebut Kemenhub Telah Rancang Regulasi Payung Hukum Ojek Online
Di Kulon Progo, festival berlangsung di alun-alun Wates.
Pelajar pengguna transportasi online dan mereka yang berkendara sendiri merupakan pangsa pasar startup nanti.
Selama ini, mereka sudah banyak memanfaatkan transportasi online maupun bus pelajar.
Hanya saja, lebih banyak lagi pelajar yang menggunakan kendaraan sendiri meskipun mereka tidak memenuhi persyaratan cukup, termasuk tidak memiliki SIM.
"Jumlah pelajar ini ribuan, SMP dman SMA sudah naik motor meski legal formil belum memenuhi padahal belum punya SIM."
"Kapasitasnya dipertanyakan, inilah yang kemudian kita berpikir inovasi apa yang mesti dilakukan," kata Hasto di tengah berlangsungnya festival.
Startup diyakini bisa jadi salah satu dari banyak jalan keluar untuk mengurangi kalangan pelajar memanfaatkan dan membiasakan diri menggunakan kendaraan.
• Launching Ojek Online GET Indonesia di Solo, Ini Keuntungan Bagi Mitra Driver yang Mau Gabung
Pelajar jadi bisa lebih memilih antar dan jemput ke sekolah dengan biaya murah dan aman.
Risiko kecelakaan di kalangan usia pelajar juga bisa ditekan.
"Risiko tinggi banyak di kalangan milenial. Biasanya mereka ini pemula (berkendara), mereka sedang enjoy dengan kendaraan dan berakibat kecelakaan," kata Hasto.
Pemerintah masih berupaya menghadirkan startup ini.
Pemkab juga mempertimbangkan beban keluarga yang memanfaatkan ojek online ini nanti dan perlu tidaknya pemerintah ikut memberi subsidi.
Festival merupakan upaya untuk mengampanyekan keselamatan berkendara demi menjamin keselamatan baik pada diri pengemudi maupun orang lain.
Kampanye keselamatan berkendara ini memang menyasar generasi milenial, utamanya para pelajar.
• Aturan tentang Ojek Online Ditargetkan Selesai Pekan Ini
Pemkab berniat menekan angka pelanggaran maupun kecelakaan di kalangan pelajar.
Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo, Ajun Komisaris Besar Anggara Nasution, mengungkapkan terjadi sekitar 7.800 pelanggaran lalu lintas dan sekitar 400 di antaranya merupakan kecelakaan lalu lintas di 2018.
Puluhan anak usia pelajar tewas di jalan raya dalam kecelakaan itu.
"Angka pelanggaran lalu-lintas dan angka kecelakaan didominasi oleh generasi millenial sekitar 64 persen, kami berharap melalui kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran mereka (generasi millenial) ketika berkendara," kata Anggara. (Kompas.com/Dani Julius Zebua)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tekan Kecelakaan di Kalangan Pelajar, Kulon Progo Berniat Buat Ojek Online Lokal"