Seorang Perawat Dibui Seumur Hidup Setelah Terbukti Bunuh 85 Pasien dengan Suntikan Mematikan
Pasien yang dibunuh oleh pria berusia 42 tahun itu dipilih secara acak dengan suntikan mematikan antara 2000-2005.
Namun, dia menilai masih banyak keluarga yang beharap mendapat penjelasan pasti tentang kematian orang yang mereka cintai.
"Itu tidak bisa memuaskan kita sepenuhnya. Itu adalah apa yang mungkin secara hukum," katanya.
• Garebek Syawal Keraton Surakarta, Perwujudan Rasa Syukur kepada Sang Pencipta
Marbach mnuturkan, keluarga akan mengajukan gugatan terhadap dua rumah sakit, tempat Hoegel membunuh pasien.
"Kami selesai dengan terdakwa. Sekarang kami bisa membawa orang-orang itu ke pengadilan yang memungkinkan kejahatannya dilakukan," ujarnya.
Psikiater Max Steller mengatakan kepada pengadilan selama persidangan, Hoegel menderita gangguan kepribadian narsistik yang parah.
Dia disebut selalu siap secara fundamental untuk berbohong jika itu memungkinkan untuk menempatkan dirinya dalam situasi yang lebih baik.
Terdakwa mengklaim, misalnya, tidak mengingat korban pertamanya, yang meninggal pada 7 Februari 2000.
Menurut Steller, seorang pembunuh berantai tidak pernah melupakan korban pertamanya. (Veronika Yasinta)
Artikel di atas telah dipublikasikan Kompas.com dengan judul: Bunuh 85 Pasien dengan Suntikan Mematikan, Perawat Dibui Seumur Hidup