Meski Miliki Nilai Tinggi, Remaja di Gunungkidul Tak Diterima di SMP Negeri Dekat Rumahnya
Seorang remaja di Gunungkidul tidak diterima di SMP yang berada di dekat rumahnya meski ia memiliki nilai tinggi.
Saat dikonfirmasi Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten Gunungkidul, Kisworo menjelaskan, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada tahun ini mengutamakan 3 kriteria.
"Yang pertama diprioritaskan adalah jarak dari rumah ke sekolah, keduanya adalah umur, dan ketiga adalah saat pendaftaran (waktu)," ucapnya.
Kisworo mengungkapkan kasus yang dialami Pasha karena umur Pasha lebih tua dibandingkan dengan pendaftar yang lainnya.
"Kita sudah cek langsung, dan memang ada murid yang lebih dekat dibandingkan Pasha. Kalaupun jaraknya sama kalah diusia berdasarkan berkas yang bersangkutan lebih tua tiga hari," terangnya.
Sambung Kisworo, menurut edaran dari kemendikbud nilai (NEM) memang diabaikan.
Pihak disdikpora hanya mentaati surat edaran dari kemendikbud.
Kepala SMP 2 Karangmojo, Tumijo mengatakan nilai terendah yang diterima di Sekolahnya tidak terpantau karena PPDB saat ini menggunakan sistem zonasi, sehingga yang dipertimbangkan pertama kali adalah jarak dari rumah menuju ke sekolah.
"Jadi memang tidak terpantau berapa nilai terendah dan tertinggi. Kami hanya menerima hasil dari PPDB lalu kami cap dan tanda tangani," ucapnya.
Saat disinggung mengenai keadaan Pasha, dirinya tidak menampik.
Menurutnya hal tersebut tidak terjadi pada Pasha saja tetapi di daerah lainnya juga ada yang mengalami.
"Calon siswa kan tinggal memilih sekolah yang paling dekat dengan rumah. Di sistem PPDB zonasi antara anak satu dengan yang lain pasti berbeda walaupun perbedaannya hanya nol koma itulah yang dihitung," katanya.
Sementara itu Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga.
"Saya sudah komunikasi dengan kepala dinas dikpora Gunungkidul, Intinya secara sistem regulasi yang bersangkutan memang tidak bisa diterima. Tetapi secara pribadi dan kedinasan pak Kadis Dikpora siap membantu bahkan 'ngragadi' anak untuk sekolah di swasta dan atau pesantren," pungkasnya. (Tribunjogja/Wisang Seto Pangaribowo)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Siswa di Gunungkidul Ini Tak Diterima di Sekolah dekat Rumahnya Meski Memiliki Nilai Tinggi"