Tak Ingin Kekeringan Terulang, Pemkab Klaten Bantu Warga Identifikasi Sumber Air
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Jawa Tengah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Jawa Tengah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Banyaknya wilayah yang mengalami kekeringan menyebabkan banyak tanah yang kekurangan air hingga gagal panen.
Pemkab Klaten saat ini tengah berupaya menangani kasus kekeringan tersebut.
"Kami sudah lakukan rapat koordinasi untuk mengidentifikasi sumber-sumber air di beberapa wilayah," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klaten, Widiyanti kepada TribunSolo.com, Senin (22/8/2019) siang.
"Sungai dan sumber air kita gunakan untuk mengalirkan subsidi air dari Rawa Jombor ke Talang," lanjutnya.
• Tiga Kecamatan di Sukoharjo yang Rawan Kekeringan Mulai Disuplai Air Bersih
Ia menyayangkan jika tanaman padi yang ditanam petani harus mengalami kekeringan.
"Karena kan sudah ada tanaman padi yang sebentar lagi mau panen jadi kami usahakan untuk dapat dipanen," ujar Widiyanti.
"Ya dengan cara aliri air hingga masa panen tiba," katanya.
Widiyanti mengatakan dirinya tak ingin lagi ada lahan pertanian yang terkena puso lebih banyak.
"Kami selamatkan sebisa mungkin, tapi kalau sudah puso memang tidak bisa ditanami," pungkasnya.
Status siaga bencana kekeringan di Klaten berlangsung sejak 1 Mei-31 Oktober 2019.
Tercatat terdapat 9 kecamatan dari total 26 kecamatan yang mengalami kekeringan yakni Bayat, Cawas, Pedan, Gantiwarno, Wedi, Trucuk, Karanganom, Ceper, Karangdowo. (*)