Data Terbaru BNPB: 200 Bangunan Rusak Akibat Gempa Banten
Letjen Doni Monardo mengatakan, jumlah kerusakan tersebut tersebar di seluruh wilayah terdampak gempa.
TRIBUNSOLO.COM, BANTEN - Kerusakan disebabkan Gempa Banten terus bertambah.
Hingga Sabtu (3/8/2019) siang, jumlah bangunan yang rusak mencapai 200 unit.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengatakan, jumlah kerusakan tersebut tersebar di seluruh wilayah terdampak gempa.
"Kita monitor jam ke jam mengalami peningkatan."
"Hari ini jumlah terdata mencapai 200 unit bangunan, baik rusak berat, ringan dan sedang," kata Doni saat meninjau lokasi terdampak gempa di Desa Panjangjaya, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
• Ibunda Jokowi Hadiri Acara Deklarasi Relawan Solo Mengawal Jokowi-Amin 2019-2024
Dari pantauan yang dilakukan olehnya, kerusakan terjadi lantaran konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar.
Di mana tidak memiliki tulang dan besi penyangga sehingga rumah roboh.
Doni mengatakan, jika dibandingkan dengan gempa di Halmahera Selatan beberapa waktu lalu, dampak kerusakan di Banten tidak terlalu parah.
Ini terjadi lantaran pusat gempa berada cukup jauh dari darat, yakni sejauh 147 kilometer.
• Data Terbaru Dampak Gempa Banten dari BPBD: 106 Rumah Rusak di Pandeglang dan Lebak
Sedangkan dari data yang diterima Kompas.com dari BPBD Kabupaten Pandeglang, jumlah kerusakan akibat gempa mencapai 106 rumah di Pandeglang dan Lebak hingga.
Paling parah wilayah yang terdampak ada di Kecamatan Mandalawangi dimana terdapat 44 rumah rusak.
Gempa juga menyebabkan dua orang warga Pandeglang terluka saat dalam perjalanan ke pengungsian.
Gempa terasa sampai Yogyakarta dan Mataram
Gempa Banten dikabarkan bermagnitudo 7,4 terjadi Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB.
Gempa ini terasa cukup lama di Jakarta, Lampung, Yogyakarta, Banyuwangi, sampai Mataram.
Gayatri Indah Marliyani, pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, mengatakan, sebaran getaran gempa tidak hanya terasa sampai Yogyakarta, Banyuwangi, tapi juga sampai Mataran.
"Karakteristik gempa merata seperti itu, biasanya (pusat) gempanya ada di bagian dalam dari zona subduksi."
"Atau istilah geologinya intra-slab," ujar Gayatri dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2019).
• Dilaporkan Farhat Abbas soal Konten Pornografi, Hotman Paris: Apakah Musuh Saya Sengaja Mencopet?
Hal ini biasanya karena ada lempeng samudera yang pecah, retak, atau patah sehingga hiposenter agak dalam dan getarannya bisa terasa sampai ratusan bahkan mungkin ribuan kilometer.
Gayatri menerangkan, untuk karakteristik gempa dengan kedalaman seperti ini umumnya sesar tidak bisa dipetakan.
"Karena dia (patahan) ada di bagian bawah zona subduksi, jadi gempa justru terjadi di batas-batas lempeng yang robek di bawah itu."
"Sehingga sesarnya sendiri tidak bisa dipetakan karena dia di lempeng samudera," papar Gayatri.
• Beredar Isu Gempa di Banten Terasa Sampai Solo, Ini Penjelasan BPBD Solo
Gayatri menyebut, gempa di lempeng samudera memiliki karakteristik "lebih liat".
Istilahnya, tidak membentuk patahan yang konsisten atau bergerak.
"Ini agak beda dengan gempa megathrust," ungkap dia.
Mungkinkah terjadi gempa susulan?
Gayatri menerangkan, gempa yang terjadi di zona intra-slab jarang memunculkan gempa susulan.
Ini karena di intra-slab sedikit lebih liat dan hiposenter cukup dalam.
"Gempa ini tidak seperti gempa di atas (gempa dangkal) yang memiliki sesar-sesar kecil dan menimbulkan gempa-gempa susulan yang kecil (kekuatannya)," jelas Gayatri.
"Kalau gempa di bawah (dalam) cenderung lebih cepat recovery atau lebih cepat kembali ke posisi awal. Sehingga gempa susulan tidak banyak, berbeda dengan gempa yang sesar," tukas dia.
Gayatri juga menyinggung, gempa dengan kedalaman 48 kilometer ini tidak akan menimbulkan tsunami.
(Gloria Setyvani Putri/Kontributor Banten Acep Nazmudin)
Artikel ini telah dipublikasikan Kompas.com dengan judul: Update Gempa Banten: 200 Bangunan Rusak di Seluruh Wilayah Terdampak
Artikel ini telah dipublikasikan Kompas.com dengan judul: Kenapa Gempa Banten Terasa Sampai Yogyakarta dan Mataram?