Fakta-fakta Dua Peserta Surabaya Marathon yang Meninggal Dunia, Satu Jenazah akan Dimakamkan di Solo

Dua peserta yang meninggal adalah Husnun Nadhor Djuraid (60), warga Kota Malang, Jawa Timur, dan Oentong P Setiono (55) asal Kelapa Gading, Jakarta.

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
KOMPAS.com/GHINAN SALMAN
Jenazah peserta Surabaya Marathon 2019, Husnun Nadhor Djuraid, dibawa masuk ke ambulans untuk dipulangkan ke rumah duka di Malang, Jawa Timur, Minggu (4/8/2019). 

TRIBUNSOLO.COM - Ajang lomba marathon kategori 10 K di Surabaya, Minggu (4/8/2019), menyisakan duka.

Dua peserta dinyatakan meninggal dunia adalah Husnun Nadhor Djuraid (60), warga Kota Malang, Jawa Timur, dan Oentong P Setiono (55), warga Kelapa Gading, Jakarta.

Jenazah Husnun akan dibawa ke rumah duka di Perumahan Srikandi, Jalan Digul 2, Kelurahan Banul Rejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.

Sementara itu, jenazah Oentong akan dimakamkan di Solo.

Mantan Atlet Judo Sea Games 80an Meninggal di Surabaya Marathon 2019, Awalnya Mengeluh Mengantuk

Berikut 5 fakta dari meninggalnya 2 peserta maraton seperti dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com:

1. Terjatuh saat lari Ilustrasi

Dua peserta Surabaya Marathon 2019 meninggal dunia saat mengikuti ajang lomba marathon kategori 10 K di Surabaya, Minggu (4/8/2019).

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPB Linmas Kota Surabaya, secara tertulis, Minggu (4/8/2019) menjelaskan bawah Husnun Nadhor Djuraid (60) terjatuh di Jl Pemuda (depan Bank BTPN).

Sedangkan Oentong P Setiono (55) terjatuh di Jl. Basuki Rahmat.

"Kedua korban meninggal dunia setelah tiba di RSUD Dr Soetomo," katanya.

2. Mengeluh ngantuk dan punya riwayat jantung

Sahabat Oentong, Heri mengatakan, korban masih bersama dirinya dan masih ikut berlari sampai 3 kilometer.

Menurut Heri, saat berlari itu Oentong sempat mengeluh dan merasakan kantuk.

"(Berlari) 3 kilometer masih sama saya, dia enggak ngomong capek apa-apa, mengeluhnya ngantuk, 'Semalam saya ngantuk'. Cuma itu saja yang dia bilang," ujar Heri, Minggu.

Sementara itu, putri almarhum Husnun, Amalia Kautsariah mengatakan, ayahnya terjatuh saat jarak 8 kilometer.

Diduga Akibat Korsleting Listrik, Sebuah Dapur Rumah di Sukoharjo Hampir Ludes Dilahap Si Jago Merah

Kemudian, tim medis datang membantu untuk mengecek detak jantungnya menggunakan alat pacu jantung.

Namun, jantungnya tidak berdenyut.

Menurut Amaliah, korban memang memiliki riwayat penyakit jantung.

3. Mantan atlet judo dan sering ikut lomba lari

Sahabat Oentong, Heri mengatakan bahwa korban adalah atlet judo dan pernah meraih medali emas di ajang Sea Games pada 1989 silam.

Meski sudah berusia 55 tahun, dia masih semangat ikut lari maraton.

Sementara Amaliah mengatakan bahwa Husnun, ayahnya, pernah dipernah dirawat di rumah sakit dan didiagnosis sakit jantung setelah bermain tenis.

Namun, setelah kondisinya pulih, korban kembali ikut ajang lomba maraton.

"Memang (bapak) punya riwayat jantung. Tapi sudah sembuh, terus sempat ikut Borobudur dan Prambanan Marathon tahun lalu sampai finish 10 km, tahun ini (lari maraton) di Surabaya," tutur dia.

4. Tak ada verifikasi kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Surabaya, menyayangkan insiden meninggalnya dua peserta Surabaya Marathon 2019 kategori lari 10 kilometer.

Alasannya, panitia tidak secara detail melakukan pengecekan kondisi kesehatan para peserta, apakah layak mengikuti gelaran tersebut atau tidak.

5 Berita Terpopuler : Raja Thailand Angkat Selir di Depan Istri Sah Sampai Sosok Patrick Crucius

"Kami tentunya menyayangkan, ini acara kan besar dengan beban fisik yang juga besar mestinya panitia penyelenggara membuat satu sistem tentang kelayakan peserta," kata Humas RSUD Dr Soetomo, dr Pesta Parulian, saat dihubungi, Minggu (4/8/2019).

Pihak rumah sakit juga belum bisa memastikan jenis penyakit yang menyebabkan dua peserta Surabaya Marathon 2019 meninggal dunia.

Menurut dia, untuk mengetahui penyebab utama meninggalnya peserta ajang lari maraton tersebut, harus dilakukan pemeriksaan tubuh atau bedah mayat.

"Kami tidak bisa memastikan apa penyebab utama dari kematian tersebut karena untuk memastikannya, tentunya kita melakukan autopsi atau visum," kata Pesta, kepada Kompas.com, Minggu (4/8/2019).

Dengan usia korban yang relatif tua dan tidak adanya verifikasi atau pengecekan kesehatan peserta sebelum event itu dihelat, menurut Pesta, cukup menyulitkan pihak rumah sakit untuk mengetahui penyebabnya.

"Kami sulit menentukan kira-kira orang ini kenapa. Bisa saja stroke, bisa saja memang ada penyakit jantung, bisa saja asma. Kita belum tahu," ujar dia.

Ia menambahkan, dua peserta Surabaya Marathon 2019 itu datang dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi meninggal.

Fakta Kecelakaan Truk Tanah Timpa Mobil Sigra, Balita Selamat Dalam Dekapan Ibunya yang Telah Tewas

Saat dilakukan resusitasi jantung paru-paru (RJP) selama kurang lebih 30 menit kepada kefua korban, upaya untuk mengembalikan detak jantungnya gagal.

5. Panitia tanggung biaya pemulangan

Sementara itu, Ketua Panitia Surabaya Marathon 2019, Fransisca Budiman menyampaikan, dua pelari yang meninggal dunia tersebut telah dipulangkan ke keluarganya masing-masing.

Ia menambahkan, seluruh biaya serta santunan akan ditanggung oleh pihak panitia penyelenggara Surabaya Marathon 2019.

"Tadi kami mengurus jenazah almarhum sampai dibawa pulang ke rumah duka, kami juga menanggung semua biayanya juga memberikan santunan di luar asuransi," kata Fransisca.

Sementara itu Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, M Fikser menyampaikan, Pemkot Surabaya memastikan telah memberikan perhatian khusus untuk membantu panitia agar kedua jenazah itu bisa kembali ke keluarga.

"Kita berkolaborasi dengan panitia dan kita menghubungi pihak keluarga, kita koordinasi untuk bagaimana jenazah cepat kembali ke pihak keluarga," kata Fikser. (KOMPAS.com/Ghinan Salman)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Meninggalnya 2 Peserta Surabaya Marathon 2019, Mantan Atlet Judo hingga Riwayat Penyakit Jantung"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved