Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Anak 5 Tahun Asal Sukoharjo Derita Osteogenesis Imperfecta, Kakinya Patah Sebanyak Delapan Kali

Osteogenesis imperfecta merupakan kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang mudah rapuh, seperti yang dialam Abbrizam Hamam Zufar.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Garudea Prabawati
TribunSolo.com/Agil Tri
Abbrizam Hamam Zufar (5) bersama kedua orang tuanya saat ditemui dirumahnya di Dusun Badongan RT 01/RW 01 Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Kamis (22/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Osteogenesis imperfecta merupakan kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang mudah rapuh, seperti yang dialam Abbrizam Hamam Zufar.

Anak usia lima tahun asal Dusun Badongan RT 01/RW 01 Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol ini mengalami Osteogenesis imperfecta sejak dia lahir.

Menurut ibu Abbrizam, Anita Agustina (35) mengatakan, pada bagian paha kedua kaki putranya itu telah patah sebanyak delapan kali.

"Kaki Kanan dan kirinya sudah delapan kali patah kali," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (22/8/2019).

Anita mengatakan, biaya pengobatan anak keduanya itu jika tulangnya patah mencapai Rp 1 juta.

Bahkan, sekitar tiga bula sekali, Abbrizam merasakan nyeri pada kakinya.

Derita Osteogenesis Imperfecta,Anak 5 Tahun Asal Sukoharjo Ini Miliki Lekukan Kaki Hampir 90 Derajat

Coretan Vandalisme Free West Papua Ramaikan Sejumlah Ruas Jalan di Solo

Breaking News: Penusukan di Banjarsari Solo, Korban Tewas di Rumah Sakit

"Jika terasa nyeri, butuh waktu sekitar satu bulan pemulihan," imbuhnya.

Belum lagi kaki Abbrizam yang saat ini bengkok hampir 90 derajat, dan membutuhkan sebuah operasi untuk kembali meluruskan kakinya itu.

Hal yang paling memilukan bagi pasangan Maryono dan Anita Agustina adalah, dokter mengatakan jika belum ada metode penyembuhan untuk penyakit osteogenesis imperfecta.

Penyakit osteogenesis imperfecta membuat Abbrizam tidak bisa beraktivitas seperti anak seumurannya.

Dia hanya menghabiskan hari-harinya tiduran atau dudukan di kasur dirumahnya.

Minimnya aktivitas yang di lakukan Abbrizam, membuat tubuh kembanganya terhambat.

Diusianya yang lima tahun ini, dia seperti masih balita usia dua tahun. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved