Berita Sukoharjo Terbaru
Kronologi Kera Serang Bayi di Polokarto, Ditinggal Ibunya Mencuci, Bayi Diseret dan Digigit Kera
Seorang bayi berusia 40 hari dari Dukuh Jengglong RT 02/RW 05 Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, AD pada Selasa (20/8/2019) lalu diserang seekor kera
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Seorang bayi berusia 40 hari dari Dukuh Jengglong RT 02/RW 05 Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, AD pada Selasa (20/8/2019) lalu diserang seekor kera liar.
Menurut Ayah AD, Sarjono (47) kejadian tersebut bermula saat AD dibaringkan ibunya di kasur di bagian depan rumah, lalu sang ibu, Wartini mencuci popok AD di bagian belakang rumah.
Saat AD berbaring sendiri, tiba-tiba seekor monyet masuk ke dalam rumah AD dan menyerang bayi tersebut.
Bahkan tubuh mungil AD diseret oleh kera liar tersebut, hingga terjatuh dari atas kasurnya.
"AD menangis, lalu istri saya berlari ke depan dan melihat kera itu di depan bayi," katanya Kamis (22/8/2019).
• Bayi Asal Polokarto Sukoharjo yang Digigit Kera Mendapat Kunjungan KSDA Surakarta

Saat itu Wartini sempat bingung mencari anaknya, yang tersamar oleh tumpukan baju yang akan disetrika.
"Posisi AD waktu itu tengkurap, jadi kesamar sama baju-baju, untung dia menangis sehingga istri saya segera sadar keberadaan AD," jelasnya.
Sebelum menyerang AD, warga melihat kera liar itu memakan buah nangka di kebun warga.
Setelah kera tersebut memakan buah di kebun warga, kera kemudian berpindah ke timur hingga sampai di rumahnya Sarjono.
Akibat serangan kera liar itu, paha kiri AD mengalami luka sekitar 5 cm, dan punggung AD mengalami lecet terkena gigitan kera.
"Setelah diserang kami langsung membawa AD ke Puskesmas Polokarto, dan sempat dijahit, namun oleh orang DKK jahitannya suruh lepas agar tidak terjadi infeksi," jelasnya.
Penanganan luka AD masih menunggu hingga 21 hari lagi, jika belum sembuh, luka AD harus di operasi.
Selain itu, pihak Puskesmas juga menyarankan AD diberikan vaksin lagi pada hari ke 7 dan hari ke 21 dari AD mendapatkan lukanya itu.
"Dokter bilang AD harus rutin diberi vaksin, untuk antisipasi virus rabies pada kera yang menggitnya," ucapnya.
• Sebelum Menyerang Balita di Polokarto Sukoharjo, Kera Liar Kerap Mencuri Buah di Kebun Warga
Sarjono menambahkan, keesokan harinya, seorang warga masih melihat kera tersebut berkeliaran di sekitar dusun.
Mengetahui hal itu, Kapolsek Polokarto AKP Aris Dwi Handoko langsung menjenguk AD pada keesokan harinya, Rabu (21/8/2019).
Aris mengatakan, pihaknya bakal bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah untuk membasmi kera liar tersebut.
Selain itu, ia juga akan mengerahkan anggotanya untuk giat melakukan patroli di setiap desa-desa di Kecamatan Polokarto.
"Kita juga akan meminta pendapat Pak Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi, apakah ditembak atau dengan cara lain," jelasnya.
Hal tersebut langsung direspon BKSDA yang berada di Surakarta dengan mendatangi AD siang tadi.
Perwakilan BKSDA, yang diwakili Kapala resort wilayah Surakarta, Sudadi masih melakukan penyelidikan dari kejadian ini.
Mengingat lokasi rumah korban dengan hutan berada cukup jauh, yaitu sekitar 2 km dari alas karet.
"Kera ini kan biasanya bergerombol, tapi ini kok hanya ada satu kera saja, kita masih melakukan penyelidikan," katanya.
• Seorang Bayi di Polokarto Sukoharjo Digigit & Sempat Diseret Kera Liar saat Ditinggal Ibunya Mencuci

Pihaknya terlihat melakukan pemantauan disekitar lokasi rumah AD yang berdekatan dengan Sungi.
Dia memperkirakan kera yang yang menyerang AD merupakan kera jenis ekor panjang, yang diduga kera liar.
"Dari keterangan warga, tidak ada warga yang memelihara kera, jadi kemungkinan kera liar."
"Kalau kita temukan, maka akan kita lakukan pengusiran untuk mengembalikan kera tersebut kedalam habitatnya," imbuhnya.
Selain itu, kedatangannya ini juga untuk lihat rumah korban, serta melakulam koordinasi dengan polsek dan pemerintah desa setempat.
"Kita ini mau ke kantor kepala desa juga untuk memberikan arahan, yang bisa diteruskan dalam acara sosialisasi untuk warga," lanjutnya.
Sebelumnya, serangan keranterhadap manusia pernah terjadi di Kabupaten Boyolali pada tahun 2017 lalu.
Dia menyarankan untuk warga lebih waspada, dan saling mengingatkan satu dengan yang lain, apabila melihat kera liar.
"Jangan buka pintu rumah jika sedang sepi, Kera itu cari lengahnya orang, pas sepi pas orang pergi," pungkasnya. (*)