Viral Satpam di Gading Serpong Tewas Digigit Ular Weling, Ternyata Begini Cara Penanganannya
Seorang satpam bernama Iskandar (40) di sebuah perumahan di Gading Serpong tewas tak lama setelah dipatuk ular weling (Bungarus candidus).
TRIBUNSOLO.COM - Seorang satpam bernama Iskandar (40) di sebuah perumahan di Gading Serpong tewas tak lama setelah dipatuk ular weling (Bungarus candidus).
Berita viral tersebut tersebar di media sosial dan diunggah akun instagram @net2netcomm, Kamis (22/8/2019).
Dilansir TribunSolo.com dari Wartakotalive, mulanya korban menemukan ular di rumah warga dan menangkapnya.
Saat menangkap itu Iskandar sempat digigit jarinya, namun tak terlalu dipedulikannya karena hanya merasa gatal-gatal di seputar jari yang digigit.
Iskandar masih sempat bercanda dengan teman-temannya yang merekam video ia memegang bangkai ular berwarna hitam dengan belang-belang putih.
Sekitar 16 detik tepat setelah rekaman video dihentikan Iskandar disebut pingsan dan dilarikan ke rumah sakit namun tak tertolong.
Hati-hati dengan ular yang keluar di malam hari
Sementara itu Aji Rachmat, pendiri Yayasan Sioux Ular Indonesia mengingatkan agar warga berhati-hati menangani ular yang keluar pada malam hari atau menjelang hari gelap.
"Ular weling atau Bungarus candidus ini memang mulai aktif di senja hingga malam hari untuk mencari makan. Salah satu ciri khas ular berbisa tinggi adalah nokturnal atau aktif pada malam hari," tuturnya.
Aji menambahkan, sebaiknya menangani ular berbisa menggunakan alat dan tidak dengan tangan kosong atau terbuka.
Kenali karakter ular weling. Ular ini suka melakukan gerakan patah-patah dan mengejutkan.
"Korban berusaha memegang kepala saat si ular diam, padahal itu dia sedang siap-siap menyerang dan bertahan. Mengamati teknik pak satpam memegang kepala di video yg viral ini menunjukan korban belum pernah mendapatkan pelatihan yg benar tentang teknik handling ular weling. Beda spesies ular, beda pula teknik handling-nya," tutur Aji.
Jangan disedot
Hal itu diperparah dengan korban menyedot lukanya.
Hal ini, kata Aji, justru mempercepat fase lokal menjadi fase sistemik yang mematikan. Teknik yang tepat adalah dengan imobilisasi atau menempatkan korban dalam posisi tidak atau minim gerakan agar bisa tidak masuk fase sistemik.
Pada kasus ini korban merasa hanya gatal-gatal di sekitar bagian jari yang digigit karena bisa ular ini termasuk venom neurotoxin atau racun saraf sehingga tidak langsung merasa sakit kalo terkena gigit.
Venomnya langsung menyerang saraf, termasuk mematikan fungsi jantung.
Aji menganjurkan agar warga memeriksa rumah sakit sekitar untuk menemukan stok serum anti bisa ular (SABU) agar tidak terlambat penanganan medis terhadap korban gigitan ular.
Warga juga dapat belajar teknik pertolongan pertama gigitan ular dengan sistem imobilisasi.
Predator alami
Aji menambahkan ular weling memang masih banyak di alam dan di lingkungan rumah karena ular ini merupakan predator alami ular lain.
Tanpa ular weling akan ada ledakan populasi ular spesies lain di ekosistem.
Warga juga dianjurkan memahami karakter sifat dan teknik handling ular sesuai spesiesnya dengan benar.
Bisa juga menghubungi Yayasan Sioux Ular Indonesia lewat nomor kontak/WA 08176800446.

Sedangkan pencinta reptil yang berlalu lalang di dunia televisi, Panji Petualang juga mengunggah kabar ini melalui akun instagramnya, @panjipetualang_real, Kamis (22/8/2019).
Ia meminta agar selalu hati-hati saat berhadapan dengan ular apapun.
Panji juga menuliskan, sebaiknya dihindari jika menemukan ular jenis ini.
"Semoga husnul khotimah
Weling Bite (Bungarus Candidus)
Selalu safety saat berharadapan dengan ular sahabatku reptiler, Menggunakan safety tools saat hendak
rescue atau menangkap ular itu sangat harus terutama ular mematikan.
Dan untuk Awam hindari ular jika berjumpa dengan mereka," tulis Panji.

Dikutip dari Wikipedia, Weling atau ular weling (Bungarus candidus) adalah sejenis ular berbisa dari suku Elapidae; menyebar di Asia Tenggara hingga ke Jawa dan Bali.
Di beberapa tempat dikenal sebagai ular belang, nama yang juga disematkan bagi ular welang (Bungarus fasciatus).
Ular yang ramping dan tidak seberapa panjang; dari kepala hingga ekor sekitar 100 cm, dengan panjang maksimal sekitar 155 cm.
Bisa ular weling bersifat mematikan dan menimbulkan gejala sebagaimana bisa ular Elapidae pada umumnya, kecuali kobra.
Sifat utamanya adalah racun saraf (neurotoxic), yang dapat berakibat rusaknya jaringan saraf dan membawa kelumpuhan.
Gigitan kobra yang mengandung bisa, akan menimbulkan rasa sakit yang sangat dan pembengkakan di sekitar luka, meskipun kadang-kadang gejala ini tidak muncul.
Di pihak lain gigitan weling tidak demikian, yakni cenderung tidak menimbulkan sakit berlebihan atau bengkak di lokasi luka, tetapi dapat berakibat fatal.
(Wartakotalive/Max Agung Pribadi)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul VIDEO VIRAL, Satpam di Gading Serpong Tewas Digigit Ular Weling, Begini Cara Penanganannya