Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mantan Menteri Terpapar, Mahfud MD Beberkan Penyebab Orang Terpapar Radikalisme: Faktor Kemiskinan

Mahfud MD angkat bicara soal penyebab paham radikalisme bisa masuk ke Indonesia.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Tribunnews.com
Mahfud MD 

TRIBUNSOLO.COM - Mahfud MD angkat bicara soal penyebab paham radikalisme bisa masuk ke Indonesia.

Mahfud MD menyebut, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia semakin melemah setelah era reformasi.

Hal itu menjadi salah satu penyebab banyak orang mudah terpapar radikalisme.

Beredar Nama-nama Menteri Jokowi-Maruf Amin di WA, Ada Fadli Zon dan Mahfud MD, Triawan Munaf: Hoaks

Selain itu, Mahfud MD memiliki alasan lain kenapa orang terpapar radikalisme.

Yakni karena alasan kemiskinan dan ketidakadilan yang masih merajalela di Indonesia.

Kondisi tersebut memacu seseorang dengan mudahnya masuk ke ideologi yang dipercayainya bisa membawa ke perubahan.

"Pendidikan kewarganegaran kita melemah sesudah era reformasi itu, barangkali itu," ujar pria yang menjadi Dewan Pembina BPIP tersebut, saat diwawancara dalam acara Fakta TV One, Senin (26/8/2019).

Namun sebagai ahli hukum, Mahfud MD memiliki pandangan lain.

Menurut Mahfud MD, radikalis ini memanfaatkan kondisi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan untuk memasukkan paham radikal.

Mereka yang ikut, salah satunya sebab tergiur akan janji-janji soal perbaikan hidup.

Namun menurut Mahfud MD, mereka yang ikut paham radikal tidak tahu bagaimana sebenarnya bentuk negara ideal yang ingin mereka capai.

"Orang itu sebenarnya enggak tahu apa gerakan ideologi baru itu," ujar Mahfud MD.

"Cuma kan di Indonesia banyak orang miskin, banyak orang diperlakukan tidak adil, nah orang-orang gerakan radikal ini bilang kepada orang yang tertindas, kamu kalau di Indonesia nasibnya tidak bagus, mari ikut saya." imbuhnya.

Apakah Sakit Hati Dituduh Anti Kalimat Tauhid? Ini Jawaban Mahfud MD

Dari situlah muncul dukungan kepada gerakan radikal, menurut Mahfud MD.

Ajakan yang halus ini tak bisa dianggap sepele.

Pasalnya, ada mantan anggota kepolisian dan pejabat menteri yang terpengaruh oleh ajakan tersebut.

"Sampai mantan Kasat, mantan Menteri, saat ditanya bentuknya seperti apa yang dinginkan (mereka) gak tahu juga," ungkapnya.

Soal dana radikalisme yang menyusup ke Indonesia

Dewan pembina BPIP Mahfud MD buka suara soal masuknya dana yang menyeponsori paham radikalisme di Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, Mahfud MD menuding ada pihak-pihak berpaham radikal yang lolos dari kejaran pemerintah Arab Saudi.

Pihak radikal tersebut kemudian lari ke beberapa kawasan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Mereka lantas membentuk sejumlah pesantren.

Tak hanya itu, mereka juga menyusupkan dan menaruh investasi yang nilainya sampai jutaan dollar.

Pernyataan Mahfud MD di atas menuai kontroversi dan pro kontra.

Banyak yang menyepakati pernyataan Mahfud MD, meski ada juga yang meminta Mahfud MD mempertanggungjawabkan pernyataan kontroversial itu.

Meski demikian, Mahfud MD tetap tegas dengan pendiriannya soal dugaan masuknya paham radikal tersebut.

Saat diwawancarai oleh tim Fakta Tv One, Mahfud MD menyebut apa yang telah disampaikannya di atas adalah informasi lama.

Namun ia memastikan, apa yang disampaikannya adalah fakta.

"Berita yang saya kemukakan itu sudah lama."

"22 Mei tahun 2019 sudah memberitakan 3 ulama Arab Saudi dan 37 radikal dipenggal lehernya di Arab Saudi, sehingga dari sana banyak yang lari."

"Di negara tetangga Arab Saudi juga banyak yang mengejar kaum radikal ini."

"Itu fakta," ujar Mahfud MD.

Apakah Sakit Hati Dituduh Anti Kalimat Tauhid? Ini Jawaban Mahfud MD

Mahfud MD juga menyebut Badan Intelejen Negara (BIN) telah mengumumkan berkali-kali soal pelarian radikalis tersebut.

Mereka lari ke kawasan Asia Tenggara, seperti Filipina dan Indonesia.

Mahfud MD mengaku mendapat laporan tersebut dari pihak kepolisian dan yang berwajib.

Sehingga ia tidak mungkin lapor ke kepolisian, karena kepolisian lebih tahu tentang hal tersebut.

"BIN sudah mengumumkan berkali-kali bahwa banyak orang-orang radikal itu larinya ke Asia Tenggara."

"Ditunjukan ke saya Asia Tenggara-nya di Filipina dan sebagainya."

"Itu sudah ada di polisi."

"Itu infonya dari sana, kenapa saya harus lapor juga," imbuh Mahfud MD.

Mahfud MD Ternyata Pernah Membela Orang yang Membawa Bendera Tauhid: Saya Bela dan Dia Dilepas

Kenapa Mahfud MD masih berkoar-koar soal pemberitaan lama perihal masuknya paham radikal tersebut?

Meski isunya sudah lama, namun masalah radikalisme tak kunjung selesai.

Selalu saja muncul bibit-bibit baru dan melakukan aksi-aksi radikal yang meresahkan.

Oleh sebab itu, Mahfud MD meneriakkan soal isu radikalisme ini lagi.

Supaya segenap pihak memberikan perhatian lebih dalam penanganan kasus radikalisme.

"Itulah sebabnya saya berteriak, kenapa gak sudah-sudah (selesai), perkembangan bagi bangsa tidak bagus," kata Mahfud MD.

Mahfud MD menambahkan, uang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia untuk mendanai gerakan radikalime ini menyusup ke lembaga-lembaga yang menggelar berbagai kegiatan.

Mahfud MD menyebut ada sekitar 43 lembaga yang diidentifikasi mendapat dana tersebut.

Soal lembaga mana saja yang dimaksud, Mahfud MD tak mau menyebutkan.

Ia menyarankan untuk bertanya langsung kepada BIN.

"Berwujud dalam bentuk lembaga-lembaga kegiatan itu kemudian diidentifikasi ada sekitar 43."

"Tanya ke BIN aja," ungkapnya.

Simak video selengkapnya dari Mahfud MD di bawah ini.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved