Maulid Nabi Muhammad, Keraton Solo Kirab Dua Pasang Gunungan Mulud, Ini Maknanya
Maulid Nabi Muhammad, Keraton Solo Kirab Dua Pasang Gunungan Mulud, Ini Maknanya
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengadakan Hajaddalem Garebeg Mulud Wawu 1953, Sabtu (9/11/2019).
Acara tersebut dilakukan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad.
• Inilah 10 Selawat yang Baik Dibaca saat Maulid Nabi Muhammad SAW
• Ide Nama Bayi Islami yang Lahir saat Maulid Nabi, Berisi Doa Agar Meneladani Nabi Muhammad SAW
Sebanyak dua pasang Gunungan Jalu dan Gunungan Estri diarak dalam acara itu.
Keempat gunungan diarak dari Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju halaman Masjid Agung Surakarta.
"Mensedekahkan dua gunungan ke masyarakat, dua gunungan dibawa ke keraton serta didoakan untuk dibagikan ke keluarga dan para abdi dalem," ujar Sekretaris Masjid Agung, Abdul Basid kepada wartawan, Sabtu (9/11/2019).
Sepasang Gunungan Jalu dan Gunungan Estri tidak ikut dibawa ke keraton.
Kedua gunungan itu diletakkan di halaman Masjid Agung untuk direbutkan masyarakat.
Abdul menuturkan, gunungan itu bermakna istimewa bagi masyarakat yang percaya.
"Semakin banyak gunungan yang dikeluarkan oleh raja menandakan pada tahun ini mendapat berkah rejeki yang melimpah," tutur Abdul.
"Nikmatnya Allah yang diberikan ke raja dituangkan kepada para abdi dalem dan masyarakat Kota Solo," tandasnya.
Pangarsa Mandra Budaya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KRA Tejo Bagus Budayanagoro menuturukan keempat gunungan yang diarak melambangkan wujud syukur atas peringatan kelahiran Nabi Nuhammad.
"Wujud syukur agung yang diberikan kepada masyarakat Kota Solo, ikut meramaikan, ikut bersyukur," terang Tejo.
"(Sekaligus) raja memberikan penghargaan kepada masyarakat," tandasnya. (*)