Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dipecat! Begini Nasib Direktur Garuda Indonesia, Setelah Diduga Selundupkan Sepeda Brompton

Beginilah Nasib Direktur Garuda Setelah Diduga Selundupkan Harley dan Sepeda Brompton

Editor: Aji Bramastra
kompas.com
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara di Jakarta, Selasa (15/1/2019). 

TRIBUNSOLO.COM - Kasus penyelundupan dua barang mewah, yakni komponen Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton di pesawat Garuda Indonesia, berbuntut panjang.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bakal memberhentikan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Ashkara.

12 Motor Sport Mulai dari Harley Davidson hingga Ducati Terbakar, Pemilik Rugi Rp 3 Miliar

Pesawat Wide Body Milik Garuda Indonesia Mulai Beroperasi di Bandar Udara YIA Kulonprogo

Pasalnya, sang dirut yang menjabat selama 2 tahun tersebut diketahui telah melakukan penyelundupan onderdil Harley Davidson keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton.

"Dengan itu, saya akan memberhentikan Saudara Direktur Utama Garuda dan tentu proses ini kami, karena Garuda adalah perusahaan publik, akan ada prosedur lainnya," ujar dia ketika memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Erick pun memaparkan, Ari Ashkara telah melakukan instruksi untuk mencari motor Harley Davidson klasik tahun 1972 sejak tahun 2018.

Selain itu, yang bersangkutan juga telah melakukan transfer dana ke rekening pribadi finance manager Garuda Indonesia berinisial IJ di Amsterdam.

"Ini menyedihkan. Ini proses menyeluruh di BUMN bukan individu, tapi menyeluruh. Ini Ibu (Sri Mulyani) pasti sangat sedih," ujar dia.

Sebelumnya, Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, pemilik motor dan sepeda tersebut merupakan karyawan on board dalam penerbangan dari Perancis ke Indonesia.

“Dibawa oleh salah satu karyawan yang on board dalam penerbangan tersebut,” kata Ikhsan dalam keterangan resminya.

Kasubdit Humas Bea dan Cukai Deni Surjantoro mengatakan, barang-barang tersebut ditemukan saat petugas melakukan pengecekan di hanggar pesawat milik PT GMF AeroAsia Tbk di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu (17/11/2019).

Menurut Deni, saat itu pesawat tersebut baru datang dari pabrik Airbus di Perancis. Kedatangan pesawat itu telah diberitahukan oleh Garuda Indonesia kepada Bea dan Cukai.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pesawat tersebut, pada bagian kabin cokpit dan penumpang tidak ditemukan pelanggaran kepabeanan.

Selain itu, juga tidak ditemukan barang kargo lain seperti yang dilaporkan pihak Garuda Indonesia.

“Namun, pemeriksaan pada lambung pesawat (tempat bagasi penumpang) ditemukan beberapa koper bagasi penumpang dan 18 boks warna coklat yang keseluruhannya memiliki claim tag sebagai bagasi penumpang,” ucap dia.

Kronologi Penyelundupan

Penyeludupan sepeda motor dan suku cadang Harley Davidson serta sepeda Brompton melalui maskapai Garuda Indonesia, Airbus A330-900 neo memiliki potensi kerugian negara Rp 532 juta sampai Rp 1,5 miliar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, kasus ini ditemui dari pemeriksaan yang dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) pada Minggu (17/11/2019) ketika pesawat baru tiba di Cengkareng dari Perancis.

"Terdapat 22 penumpang dalam pesawat termasuk Direktur Utama Garuda Indonesia. Tidak ada kargo yang tercatat dalam penerbangan ini. Tak ada pelanggaran kepabeaan juga di bagian kokpit dan barang kargo," katanya di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Namun, petugas menemukan beberapa koper dan 18 boks berwarna cokelat di pesawat. Keseluruhan barang tersebut memiliki klaim tas sebagai bagasi penumpang.

"Pemilik koper tidak declare cargo bea cukai dan tidak menyampaikan keterangan lisan bahwa membawa barang-barang ini," kata Sri Mulyani.

Kemudian saat dilakukan pemeriksaan lanjut, ditemukan 15 koli atas nama SAW dan tiga koli dengan nama LS. Kotak tersebut berisi onderdil atau komponen Harley bekas atas nama LS.

Namun, LS hanya claim tag 3 koli dengan isi tambahan dua sepeda Brompton kondisi baru. Ditaksir, nilainya ialah Rp 800 juta per unit dan sepeda Rp 50 juta sampai Rp 60 juta per unit.

"Muatan yang dilaporkan hanya 3 koli atas nama LS," ujar dia.

Sri Mulyani mengatakan, SAS mengaku barang yang dibawa itu dibeli menggunakan akun e-Bay. Namun, ketika dilakukan pengecekan tidak terdapat kontak penjual e-Bay dalam akun SAW.

Harley Davidson klasik berjenis Shovelhead
Harley Davidson klasik berjenis Shovelhead (KOMPAS.com/Ruly)

"Setahu kami, oknum (SAS) tidak hobi motor, tapi impor Harley. Hobinya itu sepeda," ucapnya.

Kemudian, pihak DJBC menemukan transaksi lain yang dibeli dan dibawa ke Indonesia. Tapi, masih dalam proses penyelidikan terhadap motor awal.

Atas kasus tersebut, pihaknya berencana bekerja sama dengan pemerintah Singapura untuk menekan adanya distribusi ilegal. Sekaligus mengevaluasi ekspor dan impor Indonesia yang selalu timpang.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di kesempatan sama juga mengungkapkan cara terduga AA menyeludupkan moge Harley Davidson

Berdasarkan laporan yang diterimanya dari komite audit, diketahui AA yang menjabat sebagai direksi Garuda Indonesia meminta bantuan jajarannya untuk mencari dan membeli Harley Davidson klasik berjenis Shovelhead sejak 2018.

Pembelian baru dilakukan pada April 2019 dengan proses transaksi melalui transfer rekening di Jakarta ke finance manager Garuda Indonesia di Amsterdam. Erick juga menyebut inisial IJ membantu mengurus proses kargo pengiriman.

"Dengan pristiwa ini, saya sebagai Menteri BUMN akan memberhentikan Direktur Utama Garuda, dan tentu proses dari pada ini karena perusahaan publik pasti ada prosedurnya lagi," ujar Erick Thohir. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Harley dan Sepeda Brompton, Erick Thohir Pecat Dirut Garuda "

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved